Fransiska melanjutkan, kini ibunya sudah sembuh berkat kedisiplinan dan ketabahannya menghadapi penyakit tersebut. Kendati demikian, tetangga tetap menolak ibunya, yang lantas kembali membuat sedih hati Fransiska.
"Para warga di desanya tetap MENOLAK kehadiran Ibu, padahal anak sulung Ibu sudah menyebarkan surat SEMBUH dari Rumah Sakit. Ini sangat menyayat hati saya. Di saat saya selalu melakukan aksi sosial dan kemanusian untuk sesama, ibu saya sendiri diperlakukan tidak manusiawi, tapi Ibu tetap tegar, kuat. Dari hati beliau, tetap memaafkan semua orang yang memperlakukannya secara tidak adil," ungkapnya.
Ia pun tersentuh dengan hati pemaaf sang ibu dan memilih untuk turut meneladaninya. Fransiska juga menyampaikan ungkapan terima kasih pada para tenaga medis yang telah merawat ibunya.
Dalam unggahannya di Facebook, Fransiska menyertakan pula lirik lagu ciptaan sang ibu. Bahkan, kata dia, dr Didit dari RSA UGM telah menambahkan aransemen untuk lagu tersebut.
Baca Juga:Detik-detik Pembantaian Satu Keluarga Tenaga Medis Purwakarta
"Terima kasih kepada kalian para tenaga medis yang sudah sangat mencintai dan merawat Ibu saya selama dirawat.
Ini ada persembahan lagu ciptaan ibu saya dan akhirnya diarransemen oleh Dokter Didit RSA UGM, untuk kalian semua para tenaga medis di seluruh dunia (bisa didengar memakai headset). Semoga menjadi penyemangat kalian bertugas. Kalian adalah kebaikan dari perpanjangan tangan Tuhan. Terima kasih.
Dan kepada semua warga bahkan saudara, yang mempunyai ketegaan hati menolak kehadiran Ibu, terima kasih juga, dari kalian kami belajar apa itu artinya sabar, pasrah dan mengampuni.
Semoga secuil kisah ini, menjadi motivasi dan pelajaran bagi kita semua.
Salam,
Fransiska Ncis," tutupnya.
Baca Juga:Dukung Tenaga Medis Covid-19 Lewat Lagu, Prilly Latuconsina Raih MURI