Kisah Dibalik Makam Sunan Bonang dan Misteri Masjid Tiban di Lasem

Masjid Tiban di Gedong Mulyo, Rembang memiliki kisah yang dipercaya masyarakat hingga kini.

M Nurhadi
Sabtu, 02 Mei 2020 | 16:30 WIB
Kisah Dibalik Makam Sunan Bonang dan Misteri Masjid Tiban di Lasem
Masjid Tiban di Gedongmulyo, Rembang. [Santri Bean Wetan/Hops.id]

Di bagian belakang masjid terdapat komplek makam, di lokas tersebut Sunan Bonang serta para imam masjid dimakamkan. 

Meski begitu, banyak versi yang berkembang terkait makam Sunan Bonang. Selain di Lasem, makam Sunan Bonang juga diketahui berada di Tuban dan Pulau Bawean. Namun demikian, Abdul Wahid, sang juru kunci meyakinkan bahwa makam sang wali berada di Lasem, di tempat kediamannya.

“Desa Bonang ini adalah tempat tinggal Sunan Bonang hingga beliau meninggal, dan berdasarkan hukum Islam orang yang meninggal harus dimakamkan di daerah di mana dia meninggal, maka dari itulah saya yakin kalau Sunan Bonang dimakamkan di sini karena beliau meninggalnya juga di sini,” tuturnya.

Apa yang dikemukakan oleh Abdul Wahid memang sangat masuk akal. Tapi terlepas dari berbagai kontroversi itu semua, di makam Sunan Bonang kita bisa menemukan sesuatu yang menarik yang berbeda dengan pada umumnya makam para wali. Di makam Sunan Bonang ini kita tidak akan menemukan batu nisan. Yang tampak dalam pandangan mata kita hanyalah berupa hamparan tanah berukuran sekitar 3×5 meter yang dipenuhi dengan tanaman bunga melati.

Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Surabaya 2 Mei 2020, Doa Buka Puasa Rasulullah

Bagi mereka yang tidak tahu mungkin akan menganggap tanah yang berpagar besi keliling itu adalah sebuah kebun bunga melati.

Hal ini wajar terjadi karena di dalam hamparan tanah tersebut kita tidak akan menemukan adanya tanda sebuah makam. Dasar hukum dalam Islam yang menganjurkan agar makam tidak diberi tanda berlebih supaya tidak membuat orang-orang yang masih hidup mengistimewakannya benar-benar diterapkan di sini.

“Kanjeng Sunan Bonang itu adalah sosok yang sangat teguh dalam menjalankan hukum Islam. Jadi saat beliau meninggalpun konon sempat berwasiat agar tidak memberi tanda pada makamnya. Dan hal inipun dipatuhi para pengikutnya. Mereka tidak memasang sesuatupun yang digunakan sebagai tanda. Bahkan dulu katanya pernah di atas makamnya dibangun sebuah cungkup. Tapi begitu cungkup selesai dibangun, tiba-tiba cungkup itu roboh dengan sendirinya,” kata Abdul Wahid. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak