Saat ini, dengan adanya hukum yang berlaku dan aparat kemanan, hanya ada beberapa koleksi yang masih ia simpan untuk berjaga-jaga.
Sebagian besar senjata yang ia miliki mengandung racun ular cobra yang sudah tertanam secara paten. Siapapun yang terkena sabetan senjatanya, dipastikan akan kehilangan nyawa.
"Saya tantang temen-temen saya, saya kasih uang Rp5 juta kalau bisa menangkis senjata saya. Tapi kalau tidak bisa, taruhannya nyawa," kata Icap sambil membuka tutup salah satu senjata berbentuk seperti tombak berwarna hitam.
Jengis yang saat itu diminta mengeluarkan beberapa koleksi senjata Haji Icap bahkan merasa takut untuk mengambil salah satu pedang, hingga akhirnya diambilkan oleh putra bungsu Haji Icap.
Baca Juga:Indogrosir Jogja Ditutup Sementara, Bermula dari Karyawan Pingsan
Seluruh senjata Haji Icap berasal dari Kalimantan. Pedang dengan bungkus penuh ukiran berwarna-warni tersebut, konon hanya dapat digunakan oleh Haji Icap.
"Istilahnya di dalam sini ada kodamnya, ini kalau saya keluarkan harus makan darah," tutur Haji icap.
Ia menyebutkan sudah banyak leher yang ia tebas dengan pedang tersebut. Bahkan, rekan kelompoknya tidak ada yang berani mendekat jika senjata tersebut dikeluarkan.
Di pergelangan tangan kanan Haji Icap melingkar sebuah gelang dengan bentuk yang unik. Ia menyebutkan, gelang itu berasal dari kalimantan terbuat dari akar kayu adat disana.
Beberapa anak buah yang sudah mencapai tingkatan tertentu juga terlihat mengenakan gelang dan kalung yang serupa, namun dengan ukuran yang berbeda.
Baca Juga:Viral Gadis Cilik Penjual Jajan di Jogja, Netizen: Senyumnya Luar Biasa!
Gelang tersebut, berpasangan dengan cincin bermata hitam yang terpasang di jari manis tangan kanannya. Kedua aksesoris tersebut disebut Haji Icab membantu menjaganya dari berbagai perkelahian.