Cerita Armada PMI Sleman, Kijang Coklat Butut yang Dijaga 12 Roh

28 tahun menjadi armada PMI Sleman, mobil kijang tua ini tak sedikitpun mau kalah dengan armada yang baru.

M Nurhadi | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 08 Mei 2020 | 04:25 WIB
Cerita Armada PMI Sleman, Kijang Coklat Butut yang Dijaga 12 Roh
Seorang relawan nampak membersihkan mobil jenis kijang warna coklat di kantor PMI Sleman, Kamis (7/5/2020). [Suarajogja.id / Ilham Baktora]

"Akhirnya kita sampai lokasi, orang-orang yang melihat mobil itu pesimistis jika mobil bisa tiba di lokasi. Nyatanya mobil ini berhasil mengantarkan logistik untuk para korban," kata dia.

Tak hanya itu, meski banyak yang menyangsikan kemampuan mobil ini, faktanya ia masih mampu ngebut hingga 100 km/jam. Pernah suatu kali, kijang ini mengantar korban dari Cangkringan hingga ke RS Bhayangkara Polda DIY.

"Saya agak lupa tahun berapa tapi keadaan mobil memang sudah termakan usia. Polisi yang mengawal di depan tak percaya bahwa mobil ini bisa berjalan kencang. Namun mobil ini cukup stabil melaju di kecepatan 100 km/jam. Bahkan polisi menganggap mesin mobil sudah diganti, padahal tidak pernah diganti sama sekali," tutur relawan yang sudah bergabung di PMI Sleman sejak 2006 ini.

Beberapa sisi catnya sudah mengelupas semakin menunjukkan umurnya yang tak lagi muda. Meski begitu, mobil ini seakan tak mau menyerah dimakan usia.

Baca Juga:Pengalaman Suara.com Menghubungi Travel Gelap yang Jamin Lolos Bawa Pemudik

Armada yang telah ditambahkan lampu Strobo dan pengeras suara ini cukup unik. Saat ia digunakan untuk bekerja tak ada masalah, namun sering macet saat digunakan untuk berjalan-jalan .

"Jika diajak dolan, mau distarter beberapa kali tidak segera menyala. Namun saat diajak untuk berkerja atau ada emergency, sekali starter rasanya seperti Fortuner," kelakar ayah 3 anak itu.

Koordinator Operasional Satgas Covid PMI Sleman, Yusuf Toto Purwoko mengungkapkan, armada berwarna coklat tentara itu terbilang sangat kuat.

Bahkan, diceritakan, mobil tersebut pernah membawa personil PMI Sleman yang baru saja bertugas ke Merapi. Saat perjalanan, jarum speedometer bensin sudah menunjukkan titik merah, namun armada tersebut tetap melaju tanpa halangan.

"Jadi meteran bensin itu di titik merah, tapi kami tetap tancap gas. Kami juga tidak tahu apakah meterannya yang rusak atau memang masih ada sisa bensin di dalam tangki," katanya.

Baca Juga:Hingga Vaksin Corona Ditemukan, Stadion di Belanda Dipastikan Kosong

Yusuf menganggap mobil Kijang Kotak sangat berkontribusi selama perjalanan PMI Sleman, meski kini PMI Sleman telah memiliki tambahan armada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak