Radio Komunitas Suara Ramadan Kala Pandemi: Tetap Mengudara Hingga Papua

"Siaran radio ini sangat bermanfaat bagi saya. Saya jadi bisa tahu kabar beritanya terbaru yang terjadi di sana. Semoga radio ini tetap terus mengudara," ujar Kusuma.

M Nurhadi | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 08 Mei 2020 | 18:34 WIB
Radio Komunitas Suara Ramadan Kala Pandemi: Tetap Mengudara Hingga Papua
Beberapa penyiar Radio Komunitas Suara Ramadan, Kulon Progo yang melakukan siaran radio, Jumat, (8/5/2020). [Suarajogja.id / Hiskia andika]

SuaraJogja.id - Aktivitas terilang unik dilakukan para remaja di sekitar Masjid Al Hikmah Toyan selama bulan ramadan berlangsung. Sudah sejak 17 tahun lalu mereka mengisi waktunya dengan mengudara melalui Radio Komunitas Suara Ramadan.

Pembina Radio Komunitas Radio Suara Ramadhan, Sri Agung Pangarso mengatakan, sejak didirikan 1425 Hijriyah silam, Radio Komunitas Suara Ramadhan (RKSR) dipandang sebagai media silaturahim dan sharing tentang kegiatan yang ada di masing-masing masjid khususnya Wates Selatan. Hal itu tetap dijaga meski saat ini pandemi COVID-19 kian mewabah.

"Selain menjalin silaturahim di antara remaja masjid di wilayah jangkauan siar, tujuan lainnya adalah untuk melatih kemampuan berbicara serta penyampaian Informasi kegiatan selama ramadhan dan bisa juga sebagai teman remaja islam yang jaga malam di masjid," jelas Agung, Jumat, (8/5/2020).

Melalui gelombang 88 MHz, masyarakat dapat mendengarkan sejumlah acara dan informasi yang disiarkan secara langsung oleh para remaja masjid.

Baca Juga:Survei Komnas HAM Sebut 94,5 Persen Warga Memilih Ibadah di Rumah

Radio yang berada di Lantai II kompleks Masjid Al Hikmah Toyan, jalan Raya Wahid Hasyim Km 0,3 Triharjo Wates ini,tetap mengudara meski ramadan kali ini terasa berbeda dengan ramadan tahun sebelumnya.

Menghadapi wabah corona, jangkauan siaran pada ramadhan 1441 Hijriah ini diperpendek menjadi 3 Km dari sebelumnya sejauh 7 Km. Jam siar-pun ikut disesuaikan.

Sebelumnya, siaran dilakukan sejak sore dan menjelang sahur. Namun, kini jam siaran dibatasi mulai pukul 21.00 - 01.00 WIB dengan dua sesi siaran. Sesi pertama pukul 21.00 -23.00 WIB dengan program Kolaq (Koleksi Lagu Request) dan sesi kedua pukul 23.00 - 01.00 WIB dengan program Saum (Syair Untuk Malam).

"Kemarin sempat kita cek modulasi, hanya sampai di wilayah Stadion Cangkring. Jadi memang jangkauannya diperpendek," ujarnya

Dalam siarannya mereka selalu menyelipkan tips-tips kesehatan, physical distancing hingga belajar di rumah. Sejauh ini tema yang diangkat masih seputar pandemi covid-19.

Baca Juga:Muhaimin Iskandar : Presiden harus Kontrol Perppu No. 1 Tahun 2020

Agung menuturkan, para remaja yang bertugas menjadi penyiar di radio tersebut biasanya akan mengambil buku yang ada di perpustakaan untuk memilih dan menambah materi yang ingin dibagikan.  

"Penyiar yang masih aktif ada 10, perempuan 7 orang dan laki-laki hanya 3. Mereka rata-rata usia SMP hingga SMA Kelas 1 dari remaja masjid. Dulu bisa ada dari remaja masjid sekitar, namun karena covid-19 sementara dari lingkungan sekitar saja," ungkapnya.

Pihaknya mengaku, RKSR saat ini sedang krisis penyiar laki-laki. Hal ini disebabkan banyaknya penyiar laki-laki yang kini menjadi bagian dari pengamanan kampung dari pandemi covid-19. Meski begitu, Agung mengatakan siarannya selalu mendapatkan respon positif dari masyarakat.

"Banyak pendengar yang memberikan perhatian melalui request lagu baik dari Aplikasi Whatsapp maupun lewat request card yang disediakan di studio," jelasnya.

Selain mendengarkan lewat radio, pendengar juga bisa mendengarkan melalui streaming. Hal itu terbilang baru karena memang baru mulai tahun ini RKSR membuka siaran Streaming di rksr88mhz.listen2myradio.com.

Hal ini bertujuan untuk membuka kesempatan pendengar dari berbagai tempat yang cukup jauh untuk ikut mendengarkan sekaligus berinteraksi dengan radio tersebut. 

Agung menambahkan, Radio Komunitas Suara Ramadhan akan terus berbenah supaya tetap gagah mengudara dan tak habis dimakan waktu.

Salah satu warga Kulon Progo yang merupakan pendengar RKSR yang saat ini sedang berada Papua, Kusuma Dwi Cahyo mengatakan, Radio Komunitas Suara Ramadhan menjadi obat rindu kampung halaman yang manjur. Selain itu ia juga dapat memantau kabar terkini yang terjadi di tempat asalnya.

"Siaran radio ini sangat bermanfaat bagi saya. Saya jadi bisa tahu kabar beritanya terbaru yang terjadi di sana. Semoga radio ini tetap terus mengudara," ujar Kusuma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak