Fathul juga meminta penegak hukum untuk memproses, menyelidiki dan melakukan tindakan hukum terhadap oknum pelaku tindakan intimidasi. Selanjutnya, ia meminta agar aparat hukum memberikan perlindungan kepada panitia penyelenggara dan narasumber, serta keluarga mereka dari tindakan intimidasi.
"(UII) meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk mengawal penuntasan kasus ini. Agar terjamin tegaknya HAM dalam rangka melindungi segenap dan seluruh tumpah darah Indonesia," sambungnya.
Sebelumnya, beredar keterangan resmi dari FH UGM yang ditandatangani oleh dekan fakultas terkait yang membeberkan sejumlah dugaan intimidasi verbal lewat pesan singkat kepada sejumlah pihak yang terlibat dalam diskusi tersebut.
Tidak hanya menyasar panitia penyelenggara, teror juga ditujukan kepada pembicara, moderator hingga keluarga dari panitia.
Baca Juga:Jerman Tak Remehkan Kasus Covid-19, Dubes RI: Tidak Seperti Negara Lain
Teror tersebut berupa pengiriman pemesanan ojek online ke kediaman, teks ancaman pembunuhan, telepon hingga adanya beberapa orang yang mendatangi kediaman. Teror dan ancaman ini bahkan berlanjut hingga tanggal 29 Mei 2020.
"Halo pak. Bilangin tuh ke anaknya ******* Kena pasal atas tindakan makar. Kalo ngomong yg beneran dikit lahhh. Bisa didik anaknya ga pak!!! Saya dari ormas Muhammadiyah Klaten. Jangan main-main pak. Bilangin ke anaknya. Suruh datang ke Polres Sleman. Kalo gak apa mau dijemput aja? Atau gimana? Saya akan bunuh keluarga bapak semuanya kalo ga bisa bilangin anaknya," tulis pesan singkat kepada keluarga salah satu panitia.
Kontributor : Uli Febriarni