SuaraJogja.id - Perselisihan antara China dengan Amerika yang tidak juga menemukan titik temu dikhawatirkan kian meruncing dan sewaktu-waktu bisa memicu kejadian yang lebih serius.
Tidak sedikit pakar yang meminta semua pihak mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu dua negara tersebut memutuskan untuk berperang.
Terlebih, belum lama ini, China menurunkan kapal induk dalam negeri ke laut China Selatan dan kemudian Amerika yang menurunkan kapal selam dalam operasi tanggap darurat di wilayah Pasifik Barat. Dua manuvier ini memperbesar anggapan perang AS-China akan pecah di kawasan laut China Selatan.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto, menyebut jika perang AS-China berlangsung di Laut China selatan, maka berdampak secara langsung ke Indonesia.
Baca Juga:Cuma Buat Sholat, Masjid Bandung Dilarang Buat Kumpul-kumpul Majelis Taklim
“Dari sisi lingkungan setidaknya laut Indonesia akan tercemar. Pasti akan berdampak kepada Indonesia. Bagaimana nanti kalau ada pengungsi datang ke mana, ke Indonesia lagi. Kita ingat bagaimana kasus Pulau Galang yang penuh dengan pengungsi. Sehingga apa yang akan terjadi dengan Laut China Selatan pasti akan berdampak kepada Indonesia” katanya, melansir Hops.id.
Pada 22 Mei lalu, Shandong, kapal induk pertama yang dibuat China, melakukan uji coba laut. Kapal induk Shandong diketahui baru pertama kali turun ke laut untuk latihan sejak penugasan secara resmi ke Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) akhir tahun 2019.
Melansir South China Morning Post, CCTV, lembaga penyiaran negara China, tidak mengungkapkan lokasi pasti dari uji coba laut kapal induk Shandong. Namun, sebuah pemberitahuan dari Administrasi Keselamatan Maritim Dalian menyebutkan, kapal induk Shandong berada di bagian Utara Laut Kuning.
Berdasarkan rilis pada 22 Mei itu, daerah di Timur Dalian, pelabuhan asal kapal induk Shandong perkiraan ditutup sejak Senin hingga Selasa untuk latihan militer.
Tidak hanya pihak China, Amerika juga mengerahkan kapal selam mereka dalam operasi tanggap darurat di wilayah Pasifik Barat yang semakin memperburuk ketegangan hubungan Amerika dengan China. Dalam operasi itu, AS mengerahkan tujuh kapal selam, termasuk enam kapal selam yang berbasis di Guam, USS Alexandria yang berbasis di San Diego dan beberapa kapal berbasis di Hawaii.
Baca Juga:Segini Uang yang Dihabiskan David Beckham Untuk Beli Buah dan Sayuran
Disebutkan dalam sumber tersebut, langkah itu merupakan upaya mendukung kebijakan bebas dan terbuka di Indo-Pasifik. Komandan Sub-Pasukan Pasifik, Laksamana Muda Blake Converse mengatakan, operasi tersebut adalah demonstrasi kesediaan mereka untuk membela kepentingan dan kebebasan navigasi di bahwa hukum internasional.
- 1
- 2