SuaraJogja.id - Berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta membuat sejumlah aktivitas kembali menggeliat, salah satunya kegiatan berolahraga di even Car Free Day. Membludaknya aktivitas di CFD tersebut ternyata dapat sorotan tajam dari band The Panturas.
Seperti diketahui Car Free Day atau CFD di Jakarta, Minggu (21/6/2020) kembali dibuka semenjak kebijakan PSBB berakhir. Pembukaan itupun nyatanya disambut antusias berlebih oleh masyarakat.
Dari cuplikan video yang diunggah akun @g_hanafiah tampak kawasan di Bundaran HI tampak dipadati masyarakat yang meramaikan CFD. Jalanan tak hanya dipenuhi masyarakat yang bersepeda, di beberapa titik terlihat sejumlah kerumunan.
Pemandangan yang lama tak terlihat di Jakarta itupun mendapat sorotan termasuk dari salah satu grup band The Panturas. Lewat kicauannya di Twitter, mereka memberikan sindiran pedas untuk sebagian masyarakat yang tak mengindahkan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Baca Juga:Angka Kematian Capai 346 Kasus, Jogja Masuk Risiko Tinggi Demam Berdarah
"Musisinya ngga boleh manggung. Tapi masyarakat dibolehin ngumpul kaya gini. Nanti kalau udah pada sakit, musisinya yang diminta menghibur lewat live IG acara charity," tulisnya.
"Corona pesta melihat ini," respon @yuanaiztn_.
"Sabar ndul nanti kita moshingnya via zoom aja," kata @armnwda.
"Mending normal lagi daripada nanggung kayak gini," ujar @AditianFrmnsyh.
Selain The Panturas, nyatanya kritik juga diungkapkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Ia menyebut masyarakat Jakarta belum siap untuk melakukan aktivitasnya di kawasan CFD dalam masa transisi new normal ini.
Baca Juga:Gempa Magnitudo 5,0 di Barat Daya Pacitan, Terasa Hingga Jogja
Tito mengatakan bahwa ia sempat berdiskusi dengan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo terkait pelaksanaan kegiatan CFD itu. Meskipun dalam masa transisi New Normal, masyarakat yang hadir di kawasan CFD dinilainya belum siap.
"Kita melihat ada masyarakat yang belum siap, ada penumpukan, tidak pakai masker," kata Tito di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (22/6/2020).
Karena itu menurutnya penting bagi pemerintah daerah mensosialisasikan kehidupan New Normal. Pasalnya, masyarakat harus memahami apabila kehidupan New Normal itu bukan berarti kembali ke kehidupan sebelum adanya Covid-19.