Pemasok Ikan Kena Corona, Pedagang Pasar Kranggan Mengeluh Penjualan Anjlok

Waluyo menyampaikan, pedagang Pasar Kranggan sangat merasakan dampak buruk dari informasi yang beredar di masyarakat itu.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 30 Juni 2020 | 13:50 WIB
Pemasok Ikan Kena Corona, Pedagang Pasar Kranggan Mengeluh Penjualan Anjlok
Pasar Kranggan saat ditutup pertengahan Juni 2020 - (Harian Jogja)

SuaraJogja.id - Pedagang Pasar Kranggan mengeluh sepi pembeli hingga omzet anjlok sejak beredar kabar bahwa dua pedagang ikan positif Covid-19. Diungkapkan Ketua Paguyuban Pasar Kranggan Waluyo, informasi yang menurutnya tidak benar atau hoaks itu memberikan dampak besar pada semua pedagang pasar.

"Yang kena [Covid-19] itu bukan pedagang kami [Pasar Kranggan] tetapi sopir dari supplier ikan. Dia [sopir] juga tidak hanya ngantar ke Pasar Kranggan, tetapi juga pasar lainnya," kata Waluyo kepada Harianjogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Selasa (30/6/2020).

Waluyo menyampaikan, pedagang Pasar Kranggan sangat merasakan dampak buruk dari informasi yang beredar di masyarakat itu.

"Situasi Pasar Kranggan saat ini sepi sekali karena banyak masyarakat takut ke pasar karena berita dua orang yang dikabarkan terjangkit [Covid-19] itu. Padahal sama sekali tidak [ada pedagang yang terjangkit]," tegasnya.

Baca Juga:Pasar Kranggan Dibuka Lagi, Gugus Tugas Klarifikasi Temuan 2 Kasus Covid-19

Pernyataannya itu dibuktikan dari hasil rapid test sebanyak dua kali kepada lebih dari 80 pedagang di Puskesmas Jetis Jogja. Dari hasil rapid test itu, satu orang reaktif, tetapi setelah dilakukan swab, hasilnya negatif Covid-19.

Waluyo menjelaskan, penjualan para pedagang mengalami penurunan drastis. Minimal, masing-masing pedagang mengalami penurunan 50%.

"Bahkan ada yang sampai anjlok 90 persen," tambah Waluyo.

Kondisi itu, kata dia, dialami semua pedagang dari berbagai jenis komoditas, baik yang menjual ikan segar, maupun daging segar, sayuran, buah, hingga sembako.

Saat ini para pedagang tengah berupaya mengembalikan kondisi perekonomiannya, salah satunya dengan berjualan melalui daring atau online. Namun, hanya sekitar 20% pedagang yang bisa mengakses cara tersebut.

Baca Juga:Sebanyak Lima Pasien Klaster Pedagang Ikan Dinyatakan Sembuh

"Selebihnya kami hanya bisa meminta bantuan dinas [Pasar] untuk membantu memulihkan kondisi kami," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini