SuaraJogja.id - Guna menyambut hari raya Iduladha, yang makin dekat, pemantauan hewan kurban di tempat penjualan hewan makin digencarkan. Salah satunya pemantauan yang terus dilakukan petugas di Pasar Hewan Terpadu (PHT) di Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Rumah Potong Hewan dan Pengelolaan Pasar Hewan (UPT RPH dan PPH) Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kulon Progo Joko Purwoko mengatakan, pihaknya secara rutin mengadakan pengawasan sekaligus sosialisasi terkait hewan kurban dalam kondisi pandemi Covid-19.
Pertama, sosialiasi tersebut berfokus pada penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 di pasar hewan. Kemudian yang kedua, terkait dengan pemeriksaan kepada hewan kurban, salah satunya sapi jantan.
"Hari ini terpantau ada 26 ekor sapi jantan dalam kondisi sehat, artinya tidak ada yang menunjukkan gejala penyakit hewan menular," ujar Joko saat ditemui awak media, Kamis (9/7/2020).
Baca Juga:3 Tips Memilih Hewan Kurban untuk Merayakan Idul Adha 2020
Selain melakukan pemantauan dan sosisalisasi, Joko juga menyarankan kepada setiap pedagang yang hendak berjualan di pasar tersebut untuk mencari ternak atau hewan kurban yang akan dijual itu dari peternak lokal Kulon Progo saja. Pihaknya juga mengimbau, siapa pun yang akan berdagang di rumah harus meminta surat rekomendasi ke dinas terkait, yaitu Distanpangan Kulon Progo.
"Untuk ternak yang berasal dari luar dearah kami sarankan untuk membawa surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal. Jadi ketika nanti melewati pos lalu lintas, ternak di perbatasan akan diperiksa dan ditanyakan surat keterangan tersebut," ungkapnya.
Salah seorang pembeli sapi yang datang langsung ke Pasar Hewan Terpadu (PHT) Pengasih, Landung Wijianto, warga asal Serut, Pengasih, Kulon Progo, mengaku lebih memilih membeli hewan kurban di pasar hewan dibandingkan langsung kepada peternak di kampung-kampung. Landung mengaku, hal itu karena faktor banyaknya pilihan sapi yang tersedia dan bisa disesuaikan dengan kemampuan membeli.
Menurutnya, jika langsung membeli di peternak lokal di kampung-kampung, penawarannya akan melonjak tinggi dibanding di pasar. Artinya, pihaknya lebih mudah mengatur alokasi dana yang tersedia untuk membeli sapi di pasar hewan. Selain itu, ketersediaan pilihannya pun terbatas, tidak sebanyak di pasar hewan.
"Kalau langsung di peternak yang di desa-desa itu malah harganya sangat tinggi, selisihnya lumayan kalau dibandingkan dengan beli di pasar hewan. Jadi malah tidak enak kalau mau menawar kalau beli di peternaknya langsung," ujar Landung.
Baca Juga:Gombloh, Sapi Rp 87 Juta Kurban Idul Adha 2020 Presiden Jokowi
Menurut Landung, harga sapi untuk kurban kali ini tergolong sama saja dibandingkan dengan harga tahun lalu. Artinya, tidak ada peningkatan atau penurunan yang signifikan, cenderung stabil.
- 1
- 2