Peneliti: Stres Mungkin Membuat Orang Lebih Rentan Terpapar Covid-19

Saatnya belajar mengelola stres agar terhindar dari serangan virus pernapasan ini.

Vania Rossa
Senin, 20 Juli 2020 | 07:25 WIB
Peneliti: Stres Mungkin Membuat Orang Lebih Rentan Terpapar Covid-19
Stres meningkatkan risiko terkena Covid-19. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Di tengah pandemi ini, siapa yang tidak merasa stres? Tapi, ada baiknya Anda belajar untuk mengelola stres.  Pasalnya, ada kemungkinan stres dapat meningkatkan kerentanan Anda terpapar Covid-19

Kemungkinan tersebut diungkap oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat baru-baru ini. Ia menerbitkan sebuah karya yang menyatakan bahwa tekanan psikososial meningkatkan kerentanan terhadap virus pernapasan seperti novel coronavirus.

Penting untuk dicatat, peneliti Sheldon Cohen, PhD, seorang psikolog sosial dan profesor di Robert E. Doherty Professor of Psychology di Carnegie Mellon University, Pittsburgh, tidak melakukan penelitian dengan coronavirus, tapi dia menggambar paralel dengan temuannya.

Dalam makalahnya yang diterbitkan pada 8 Juli di jurnal Perspectives on Psychological Science, Cohen mengutip penelitiannya di masa lalu dalam seluruh penelitian untuk menekankan pendapatnya. Dia beralasan bahwa korelasi dapat ditarik ke infeksi SARS-CoV-2 dengan menganalisis faktor perilaku dan psikologis yang berpotensi meningkatkan risiko tertular penyakit pernapasan yang serupa.

Baca Juga:Waktu Aman untuk Berdekatan dengan Mantan Pasien Covid-19, Ada 3 Syarat!

Tingkah laku perilaku, seperti jarak sosial dan memakai masker, telah dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi Covid-19 di masyarakat. Tetapi mungkin ada lebih banyak cara untuk tertular atau mencegah infeksi pernapasan.

Dilansir dari Medical Daily, Cohen mengatakan, "Dalam pekerjaan kami, kami sengaja membuat orang terkena virus flu dan influenza, dan mempelajari apakah faktor psikologis dan sosial memprediksi seberapa efektif sistem kekebalan dalam menekan infeksi, atau mencegah atau mengurangi keparahan penyakit."

“Untuk menjawab pertanyaan ini, kami menggunakan desain tantangan virus yang unik, di mana kami menilai faktor perilaku, sosial, dan psikologis pada orang dewasa yang sehat,” lanjutnya.

“Kami kemudian mengekspos orang dewasa ini dengan virus flu atau influenza, dan kemudian memantau mereka di karantina selama 5 hingga 6 hari untuk timbulnya penyakit pernapasan."

Hasil studi

Baca Juga:KPAI: Momentum Covid-19 Bisa Jadi Waktu Orangtua Mendekatkan Diri Pada Anak

Menurut artikel penelitian, para peneliti merekrut 394 peserta yang sehat dan mengumpulkan data dari kuesioner yang mengukur tingkat stres, persepsi stres, dan emosi seperti kecemasan dan depresi. Mereka juga menggunakan indeks stres untuk menghitung tingkat stres secara keseluruhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak