Wisatawan Mulai Berdatangan ke Jogja, Pemkot Bakal Perketat Pengawasan

Pencatatan jumlah kendaraan bus pariwisata yang masuk ke Yogyakarta setiap hari dilakukan oleh Dishub, termasuk siapa penanggung jawab perjalanan tersebut.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 27 Juli 2020 | 17:45 WIB
Wisatawan Mulai Berdatangan ke Jogja, Pemkot Bakal Perketat Pengawasan
Sebuah bus asal luar kota terparkir di Taman Parkir Abu Bakar Ali, Kota Yogyakarta, Minggu (26/7/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Jogja) akan memperketat akses masuk wisatawan luar kota yang datang menggunakan bus ke Kota Pelajar. Meski Pemkot belum sepenuhnya membuka akses bus pariwisata, tetapi tak sedikit bus luar kota yang terlihat di beberapa ruas jalan akhir pekan lalu.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan bahwa pihaknya masih berupaya membuat kebiasaan baik bagi wisatawan maupun masyarakat Yogyakarta untukmelakukan pencegahan Covid-19, terutama di destinasi wisata.

"Belum dibuka, karena saat ini kami sedang mempersiapkan diri untuk menguatkan protokol pencegahan penularan Covid-19 yang ada di kota Yogyakarta, termasuk destinasi wisata. Memang terkait dengan bus pariwisata kami imbau untuk jangan masuk ke Jogja terlebih dahulu," jelas Heroe kepada SuaraJogja.id melalui sambungan telepon, Senin (27/7/2020).

Upaya antisipasi, kata Heroe, sudah dilakukan oleh gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkot Jogja terhadap kehadiran pelancong, termasuk masuknya bus pariwisata ke Yogyakarta. Namun, bagi bus yang sudah terlanjur masuk ke kota Jogja, akan dilakukan sejumlah pengawasan.

Baca Juga:Gerakan BISA Digulirkan, Wisata Jogja Dibuka Bertahap di Tengah Pandemi

"Kami tanyakan semua kelengkapan administrasi terlebih dahulu, kemarin kami siagakan baik petugas parkir, Dishub, dan Satpol PP, juga sudah kami ajak bicara bagaimana langkah yang harus dilakukan bagi bus yang sudah masuk ke sini," kata dia.

Petugas nantinya akan memeriksa dokumen kesehatan yang diwajibkan dibawa wisatawan. Surat yang akan diminta adalah tergantung dari mana pelancong berasal. Baik Pergub maupun Perwali, dikatakan Heroe, sudah mengatur mengenai syarat dokumen yang harus dibawa oleh wisatawan.

"Surat-suratnya apakah tersedia atau tidak, upaya tersebut dilakukan kepada siapa pun, tidak hanya kepada bus pariwisata. Surat yang diminta petugas berdasarkan asal si wisatawan. Jika mereka dari daerah hijau itu harus membawa surat sehat. Jika dari wilayah merah harus membawa rapid test, lalu jika dari luar negeri harus bawa PCR," katanya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho mengungkapkan, fenomena kedatangan bus pariwisata yang berasal dari luar kota merupakan konsekuensi. Sebab, Kota Yogyakarta tidak pernah menutup diri dari kunjungan wisatawan.

"Kan belum pernah ada to [penutupan akses masuk], Jogja lockdown itu kan belum pernah," ungkap Agus.

Baca Juga:Kasus Positif COVID-19 Terus Melonjak, DIY Batasi Angka Kunjungan Wisatawan

Terkait dengan protokol pencegahan penularan Covid-19, menurutnya itu sudah dilakukan di hampir semua lapisan masyarakat.

Untuk wisatawan yang sudah masuk ke Yogyakarta, Pemkot juga sudah melakukan sejumlah protokol pencegahan penularan Covid-19, seperti pemeriksaan terhadap suhu tubuh, imbauan untuk memakai masker, dan prosedur cuci tangan yang baik.

"Upaya tersebut sudah dilakukan di lapangan. Jika kunjungan pelancong sendiri masih dilakukan oleh kelompok kecil masyarakat, jika anak sekolah jelas tidak ada," ungkap Agus.

Pencatatan jumlah kendaraan bus pariwisata yang masuk ke Yogyakarta setiap hari dilakukan oleh instansinya, termasuk siapa penanggung jawab perjalanan tersebut.

Upaya pemantauan yang dilakukan oleh Dishub Kota Yogyakarta adalah bus pariwisata yang memarkirkan kendaraannya di parkiran Bank Indonesia.

"Jumlah kunjungan masih sedikit, jika Sabtu itu biasanya 10 bus pariwisata dalam kurun waktu satu hari, sama dengan hari Minggu, yakni jumlahnya kisaran 10 bus pariwisata, itu yang masuk ke parkiran Bank Indonesia. Jumlah tersebut jauh sekali dibandingkan tahun 2019. Lokasi parkir sendiri sampai tidak muat," ujar Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini