Tarif Seikhlasnya, Barbershop Condro di Sleman Pernah Buka Sampai Dini Hari

"Ya rasanya capai, buka usaha hanya mengejar uang terus. Bekerja pikirannya hanya uang saja."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 07 Agustus 2020 | 16:25 WIB
Tarif Seikhlasnya, Barbershop Condro di Sleman Pernah Buka Sampai Dini Hari
Capster memangkas rambut siswa SLB dalam program Baksos Cukur Rambut yang diinisiasi oleh pemilik Barbershop Cukur_Disini, Wahyu Kartiko Condro. - (SuaraJogja.id/HO-dok ist Wahyu Kartiko Condro)

"Itu pernah beberapa kali, adapun yang tak membayar, memang dia tidak punya uang. Itu memang tujuan saya membuka usaha sambil beribadah," katanya.

Ramai didatangi pelanggan, Cukur_Disini Barbershop pernah buka sampai pukul 02.00 WIB. Bahkan Condro sempat membuka kembali tempat pangkas rambutnya ketika ada pelanggan yang tiba-tiba datang.

"Biasanya saya buka pukul 16.00-21.00 WIB, tapi pernah suatu waktu toko buka sampai dini hari karena banyak pelanggannya. Tukang cukur saya pernah membuka toko lagi karena pelanggan yang datang mendadak," kenang Condro.

Bukan tanpa alasan pria 34 tahun ini rela bekerja hingga larut malam dan menerima tarif seikhlasnya. Condro mengaku memiliki hobi untuk berbagi dan senang melihat ketika orang bahagia dengan yang dia lakukan.

Baca Juga:Keren, YouTuber Ciptakan Robot Pemotong Rambut

"Jadi saya senang membantu dari dulu. Berbagi itu sudah seperti hobi saya. Melihat orang senang itu ada rasa kepuasan sendiri dalam diri saya, sehingga itu muncul dan kerap berbagi kebahagiaan dengan apa yang saya bisa," terangnya.

Dirinya juga memiliki program bakti sosial mencukur ke sekolah luar biasa (SLB) dan panti asuhan yang ada di Sleman. Kegiatan itu dia lakukan sebulan sekali. Namun karena pandemi, program itu terhenti karena sekolah belum sepenuhnya dibolehkan beroperasi.

Capster memangkas rambut siswa SLB dalam program Baksos Cukur Rambut yang diinisiasi oleh pemilik Barbershop Cukur_Disini, Wahyu Kartiko Condro. - (SuaraJogja.id/HO-dok ist Wahyu Kartiko Condro)
Capster memangkas rambut siswa SLB dalam program Baksos Cukur Rambut yang diinisiasi oleh pemilik Barbershop Cukur_Disini, Wahyu Kartiko Condro. - (SuaraJogja.id/HO-dok ist Wahyu Kartiko Condro)

"Biasanya saya mengajak capster empat orang, kadang dua orang. Biasanya dari komunitas cukur saya tawarkan untuk menggelar aksi sosial ini. Tiap bulannya kami lakukan dan sudah berjalan sejak 2019 lalu. Pada 2020 masih berjalan, tapi karena Covid-19, programnya berhenti dahulu," ungkap dia.

Memangkas rambut siswa SLB, dirinya memiliki kisah lucu. Meski dirinya bukanlah yang memangkas rambut anak dengan keterbatasan ini, tetapi kenangan itu membuatnya terus berusaha untuk membuat orang bahagia.

"Jadi anak ini paham dengan style serta model rambut kekinian. Pernah satu siswa meminta dipotong model mohawk. Akhirnya capster saya mengabulkan permintaan anak tersebut, dia senang dan girang. Rasanya saya puas, tapi setelah gurunya melihat hasil potongan anak ini malah, diminta dikembalikan dan dibuat lebih rapi. Akhirnya capster saya membuat rambutnya lebih rapi," cerita Condro sambil tertawa kecil.

Baca Juga:Pakai Celana Jeans Ketat dan Cukur Rambut Kemaluan Berisiko Kena Vulvodynia

Condro mengaku bahwa tak banyak orang yang mau membuka usaha dibayar dengan harga seikhlasnya. Kendati demikian, pria yang tinggal di Beran, Sleman ini memiliki prinsip saling berbagi dan tetap melibatkan Tuhan dalam segala usaha yang dilakukan.

"Saya memang mencari capster yang memiliki visi seperti saya. Memang banyak yang mendaftar sebagai tukang cukur di sini, tapi belum bisa menerima dengan apa yang menjadi tujuannya. Namun berusaha atau bisnis menjadikan ladang ibadah perlu dilakukan," terang Condro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak