Gerakan Satu Rumah Satu Padasan Cegah COVID-19, Pakai Metode Kearifan Lokal

Gerakan Satu Rumah Satu Padasan mencegah penyebaran COVID-19 menggunakan metode kearifan lokal.

Silfa Humairah Utami | Arendya Nariswari
Rabu, 19 Agustus 2020 | 13:56 WIB
Gerakan Satu Rumah Satu Padasan Cegah COVID-19, Pakai Metode Kearifan Lokal
Tugu Gerakan Masyarakat Gugus Tugas COVID-19 Jatisawit, Balirejo. (Suara.com/Arendya Nariswari)

SuaraJogja.id - Tempayan atau gentong berisi air bersih yang terbuat dari bahan tanah liat menjadi pemandangan ikonik di kawasan Jatisawit, Desa Balecatur, Yogyakarta. Memasuki kawasan ini, wadah untuk mencuci tangan tersebut ada di tiap rumah warga. Menarik perhatian, bagi Anda yang belum pernah mendengarnya, kearifan lokal ini bernama padasan.

hal itu adalah tradisi turun menurun dari budaya Jawa dan sudah sejak lama ada untuk membiasakan warga mencuci tangan dan kaki sebelum masuk rumah.

Berbicara soal menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, dekat kaitannya dengan protokoler kesehatan agar terhindar dari COVID-19. Ya, sebenarnya di Indonesia sudah sejak lama terdapat sebuah tradisi kearifan lokal yang saat ini telah jarang dilakukan oleh beberapa daerah terutama wilayah perkotaan.

Tempayan atau gentong berisi air bersih yang terbuat dari bahan tanah liat menjadi pemandangan ikonik di kawasan Jatisawit, Desa Balecatur. (Suara.com/Arendya Nariswari)
Tempayan atau gentong berisi air bersih yang terbuat dari bahan tanah liat menjadi pemandangan ikonik di kawasan Jatisawit, Desa Balecatur. (Suara.com/Arendya Nariswari)

Berkaitan dengan pandasan, belum lama ini Suara.com berkunjung ke sebuah wilayah yang memiliki inisiatif mencegah penyebaran COVID-19 menggunakan metode kearifan lokal.

Baca Juga:Best 5 Oto: Mutia Ayu Keren di Mobil, Valentino Rossi Bisa Nangis

Memasuki wilayah Gamping, siang itu perhatian Suara.com tertuju pada sebuah kerajinan gerabah 'padasan' yang berjajar di halaman rumah warga yang menggagas Gerakan Satu Rumah Satu Padasan.

Giyono selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Balecatur, selaku salah satu penggagas gerakan ini, menyebutkan bahwa awalnya ide gerakan tersebut muncul karena keprihatinan dan sikap waspada terhadap pandemi COVID-19 yang merebak di Indonesia.

Giyono selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Balecatur. (Suara.com/Arendya Nariswari)
Giyono selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Balecatur. (Suara.com/Arendya Nariswari)

"Awal munculnya gerakan ini hanya berdasarkan diskusi ringan dengan para pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD). Kemudian dari LPMD disampaikan ke rapat paguyuban RT Triwulan, akhirnya disetujui oleh tokoh-tokoh masyarakat," tutur Giyono saat kami wawancarai, Jumat (14/8/2020) di Kantor Desa Balecatur.

Setelah proses perumusan dan perencanaan, akhirnya perangkat desa dibantu dengan LPMD bersama-sama menyampaikan gagasan satu rumah satu padasan tersebut kepada masyarakat Pedukuhan Jatisawit, Desa Balecatur.

Tak disangka, rupanya gagasan ini disambut baik oleh masyarakat Pedukuhan Jatisawit Desa Balecatur. Mereka bahkan tak keberatan jika masing-masing rumah nantinya akan dipasang padasan yang terbuat dari bahan berupa tanah liat itu.

Baca Juga:Bajaj Bajuri Disebut Ramal Wabah, Publik: The Simpson dengan Kearifan Lokal

Desa Balecatur secara mandiri dan bergotong royong telah menempatkan padasan di masing-masing halaman rumah mereka. (Suara.com/Arendya Nariswari)
Desa Balecatur secara mandiri dan bergotong royong telah menempatkan padasan di masing-masing halaman rumah mereka. (Suara.com/Arendya Nariswari)

"Alhamdulillah pada waktu itu, warga setuju dan malah antusias ya, secara swadaya sebelum padasan ini datang, mereka sudah terlebih dahulu gotong royong membangun pondasi dari semen," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini