Kurang lebih sebanyak 117 Kepala Keluarga (KK) di Pedukuhan Jatisawit, Desa Balecatur secara mandiri dan bergotong royong telah menempatkan padasan di masing-masing halaman rumah mereka.
Ketika ditanya tentang dari mana padasan ini berasal, Giono kembali menjelaskan bahwa kerajinan gerabah yang dijadikan tempat mencuci tangan tersebut dibuat di wilayah Sedayu.
"Ya, jadi kerajinan gerabah tanah liat ini dibuat secara manual di wilayah Sedayu, harganya juga cukup terjangkau dan menurut kami bahannya sesuai dengan yang diharapkan," sebut Giono.
Selain gerakan satu rumah satu padasan, warga Pedukuhan Jatisawit, Desa Balecatur ini juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan setiap seminggu dua kali demi meminimalisir penyebaran COVID-19 yakni setiap hari Kamis dan Jumat.
Baca Juga:Best 5 Oto: Mutia Ayu Keren di Mobil, Valentino Rossi Bisa Nangis
Harapan Giono untuk di kemudian hari, nantinya gerakan satu rumah satu padasan dapat serentak dilaksanakan oleh 17 pedukukan lainnya selain Jatisawit.
Karena menurutnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum memasuki rumah merupakan salah satu cara di mana seluruh anggota keluarga bisa meminimalisir penyebaran COVID-19 serta penyakit lainnya.
Tugu Gerakan Masyarakat Gugus Tugas COVID-19 Jatisawit, Balirejo
Tak kalah unik dengan pengadaan padasan, Padukuhan Jatisawit, Desa Balecatur juga rupanya berinisiatif membangun sebuah tugu yang cukup menarik perhatian.
Terletak di persimpangan sebelum memasuki Padukuhan Jatisawir, terdapat bangunan berupa Tugu Gerakan Masyarakat Gugus Tugas COVID-19 yang menjulang tinggi.
Baca Juga:Bajaj Bajuri Disebut Ramal Wabah, Publik: The Simpson dengan Kearifan Lokal
Bukan tanpa alasan, Tugu Gerakan Masyarakat Gugus Tugas COVID-19 ini juga dibangun berdasarkan musyawarah warga dan perangkat desa. Giono menuturkan, bahwa Tugu Gerakan Masyarakat Gugus Tugas COVID-19 dibuat untuk mengenang bahwa pernah terjadi peristiwa luar biasa di tahun 2020.