Danai Film Tilik, Disbud DIY: Potensi Filmmaker Jogja Sangat Kuat

Sebelum diunggah secara legal di akun YouTube Racavana Films pada 17 Agustus 2020 kemarin, film Tilik sudah biasa diputar di daerah-daerah.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 15:21 WIB
Danai Film Tilik, Disbud DIY: Potensi Filmmaker Jogja Sangat Kuat
Film Tilik [Youtube/Ravacana Films]

Parwiyati memperkirakan, film ini baru menjadi perbincangan setelah diunggah di YouTube. Di tengah pandemi, ia melihat masyarakat cenderung lebih sering melihat hiburan secara daring, sehingga film Tilik juga bisa mendapatkan apresiasi luar biasa dalam waktu singkat.

Namun selama pandemi ini, ia mengakui, pihaknya menghentikan pemutaran film di desa-desa. Sedangkan umumnya, masyarakat bisa mengajukan proposal untuk melakukan pemutaran film-film produksi Dinas Kebudayaan di desa-desa.

Dengan viral-nya film Tilik, ia berharap, para sineas bisa makin meningkatkan kualitasnya. Sebab, pihaknya juga tengah mewacanakan adanya Komisi Film Daerah untuk menampung Sumber Daya Manusia (SDM) sineas di DIY.

Ia berharap, pihaknya bisa membantu mengembangkan karya para seniman, sehingga Disbud tidak hanya hadir pada kesenian klasik dan tradisi, tetapi juga pada kesenian di media-media baru seperti film.

Baca Juga:Fakta Menarik Karakter Bu Tejo, Tukang Gosip di Film Tilik yang Viral

"Harapannya dengan viral-nya film ini, pemerintah bisa lebih memberikan dukungan kepada seniman untuk lebih bisa menyampaikan karya kreatifnya," ujar Parwiyati.

Latar belakang pembuatan film Tilik

Produser film Tilik, Elena Rosmeisara, saat dihubungi, Kamis (20/8/2020) sore, mengungkapkan, cultural proximity atau kedekatan budaya dan fenomena yang terjadi dalam keseharian merekalah yang membuat film berdurasi sekitar 32 menit itu bisa trending di Twitter dan ditonton jutaan orang di YouTube.

Elena Rosmeisara, produser film pendek Tilik - (SuaraJogja.id/HO-dok Elena)
Elena Rosmeisara, produser film pendek Tilik - (SuaraJogja.id/HO-dok Elena)

Hal itu jadi pengalaman yang luar biasa baginya dan sang sutradara, Wahyu Agung Prasetyo, serta penulis naskah, Bagus 'Bacep' Sumartono.

"Rasanya luar biasa, ada beberapa target yang ternyata dapat dicapai. Targetnya kami ingin mempertemukan film ini seluas-luasnya pada para penonton, dan saat ini tercapai. Tidak tahu impact-nya [dampak] seberapa besar lagi," ungkapnya.

Baca Juga:Viral di Media Sosial, Ini Sinopsis Film Tilik yang Akhirnya Tak Terduga

Elena bercerita, film tersebut dibuat pada awal 2018 lalu, saat isu pemilihan presiden (pilpres) tengah gencar-gencarnya diperbincangkan. Beragam informasi muncul di masyarakat, tetapi banyak yang tidak jelas kebenarannya.

Dari situlah dia, Agung, dan Bagus mengajukan draf film ke Dinas Kebudayaan DIY. Dari supervisi yang dilakukan, film tersebut lolos mendapatkan budget dari Dana Keistimewaan (danais) untuk diproduksi.

Mereka mencoba menyampaikan pesan moral dalam film keempat yang diproduserinya tersebut.

Melalui film yang melambungkan nama Siti Fauziah atau Ozie sebagai Bu Tejo ini, mereka ingin mengedukasi masyarakat untuk bisa cek dan ricek atas berbagai informasi yang mereka dapat dari mana saja, agar tak menjadi hoaks.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak