SuaraJogja.id - Tradisi pembukaan Cupu Panjala kembali digelar oleh masyarakat Pedukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Senin (5/10/2020). Acara yang berlangsung mulai pukul 23.30 sampai dengan 00.30 WIB tersebut berlangsung di rumah Dwijo Sumarto, sang Juru Kunci Cupu Panjala.
Segenap jajaran Forkopimda Kabupaten Gunungkidul hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan setahun sekali ini. Sejak sore hari, ratusan petugas gabungan baik TNI maupun Polri serta Satpol PP telah berjaga di sekitar lokasi pembukaan cupu panjala tersebut.
Hadir pula perwakilan dari Keraton Yogyakarta Gusti Kukuh Hestarining. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini ini jumlah masyarakat yang diperkenankan menyaksikan pembukaan cupu panjala tersebut telah dibatasi.
Dwijo Sumarto menuturkan, Cupu Panjala adalah pusaka nenek moyang berupa guci yang disimpan dalam kotak kayu berukuran panjang 35 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 20 serta dìbungkus kain berwarna putih.
Baca Juga:Ada Isu Tsunami 20 Meter, Wisatawan ke Pantai Gunungkidul Susut 1000 Orang
Cupu Kiai Panjala saat ini ada 3, yakni Semar Tinandu, Palang Kinantang, dan Kenthiwiri. Sebenarnya, jumlah cupu Kiai Panjala ada lima, tetapi dua ai antaranya hilang, yakni bernama Bagor dan Klobot.
"Dahulu isi kotak itu tidak hanya Semar Tinandu, Palang Kinantang, dan Kenthiwiri saja, melainkan ada Bagor dan Klobot," paparnya, Selasa (6/10/2020) dini hari.
Konon ceritanya, karena klobot dalam istilah Jawa adalah kulit jagung, sedangkan bagor itu karung, maka keduanya merasa tidak dihormati. Sebab, namanya selalu disebut-sebut setiap mulut manusia tanpa penghormatan sedikit pun.
Lalu mereka lenyap tak berbekas serta tidak kembali hingga sekarang. Kejadian hilangnya Bagor dan Klobot itu sudah lama sekali, lebih dari ratusan tahun silam.
Sejatinya Eyang Seyek adalah nama asli Kiai Panjala. Eyang Seyek merupakan orang yang menemukan dan memiliki cupu Kiai Panjala.
Baca Juga:Komunitas Kalong, Siap Siaga Menolong Pengendara di Malam Hari
Selain itu, menurut cerita yang berkembang di masyarakat, cupu Kiai Panjala didapat Eyang Seyek saat njolo (menjaring) di laut. Eyang Seyek tidak beristri dan tidak memiliki anak, akan tetapi memiliki 10 saudara kandung, 5 lelaki, dan 5 wanita.
- 1
- 2