SuaraJogja.id - Fakultas Peternakan (Fapet) UGM menerjunkan sebanyak 25 mahasiswa untuk mengawasi dan memeriksa pemotongan hewan kurban di Kota Yogyakarta.
Para mahasiswa dipastikan sudah berpengalaman dalam berinteraksi dan memeriksa hewan ternak baik sebelum disembelih maupun sesudah.
Koordinator mahasiswa yang sekaligus Dosen Fapet UGM, Tristianto Nugroho, menuturkan penerjunan puluhan mahasiswa ini hasil kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pangan, Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Kegiatan dilakukan sebelum dan setelah Idul Adha terutama untuk memastikan kualitas hewan ternak yang akan dikonsumsi masyarakat pada hari raya," kata Tristianto, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga:Polemik Salat Id di Alkid: Keraton Belum Melarang, Tapi Warga Sudah Kecewa Duluan
Disampaikan Tristianto, para mahasiswa akan diterjunkan ke berbagai kecamatan di Kota Yogyakarta.
"Ya kira-kira mahasiswa yang diterjunkan sudah punya pengalaman dan interaksi dengan ternak. Sebagian besar sudah punya pengalaman," ucapnya.
Nantinya para mahasiswa akan bersama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja dalam melakukan pemantauan di sejumlah titik yang sudah ditentukan.
Penerjunan mahasiswa itu terhitung mulai tanggal 5 Juni 2025 untuk pemeriksaan ante mortem atau sebelum penyembelihan. Hal itu untuk memastikan kelayakan ternak untuk disembelih.
Kemudian setelah itu, mahasiswa akan melakukan pemeriksaan lagi pada post mortem atau usai penyembelihan pada tanggal 6 hingga 9 Juni.
Baca Juga:Waspada Cacing Hati usai Sembelih Sapi Kurban, Pemkab Sleman Terjunkan 358 Petugas Pemantau
Pemeriksaan post mortem itu dilakukan untuk memastikan bahwa organ-organ dalam dalam kondisi layak untuk dikonsumsi.
"Salah satu pemeriksaan utama pada ternak setelah disembelih adalah memeriksa hati, untuk menghindari adanya parasit cacing hati agar tidak terkonsumsi manusia," tandasnya
Dia turut menyoroti soal temuan cacing hati pada hewan kurban. Hal itu penting untuk diperhatikan masyarakat sebab dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis.
Biasanya hewan ternak yang jarang diberikan obat cacing berpotensi mengidap penyakit tersebut. Ditambah sejumlah faktor lain.
"Pemeriksaan organ dalam khususnya hati penting, karena biasanya ternak yang tidak sering diberi obat cacing itu biasanya ada cacing hati," ucapnya.
"Ini adalah jenis penyakit yang zoonosis, jenis penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia kalau terkonsumsi, sehingga ini fokus untuk diperiksa," imbuhnya.
- 1
- 2