Pernyataan Mahfud MD itu pun mendapat tanggapan dari Hidayat Nur Wahid lewat kicauan di Twitter.
Prof akan lebih solutif bila tak dipakai terminologi "gariskeras" seperti itu. Karena Aceh, Sumbar, Jabar dan Sulsel juga dikenal dengan banyak Pahlawan Nasionalnya. Dulu Bung Karno sebut Aceh sebagai Daerah Modal, di Sumbar ada Bung Hatta, Jabar ada ITB, Sulsel ada JK jg, Mereka semua simbol moderasi," balasnya.
Akhir dari perdebatan itu diakhiri dengan Mahfud MD yang meminta maaf atas pernyataan daerah garis kerasnya.
Permintaan maaf yang dilakukan secara terbuka ini pun kemudian mendapat respons dari Hidayat Nur Wahid, dirinya ikut mengapresiasi permintaan maaf yang dilontarkan oleh Mahfud MD.
Baca Juga:Kasus Covid-19 di DIY Tambah 35 Pasien Baru, Sleman Masih Terbanyak
"Permintaan maaf Prof @mohmahfudmd bagus disampaikan. Karena faktanya Prabowo juga menang di luar 4 provinsi itu," tulis HNW di akun Twitter-nya pada 1 Mei 2019.
Polemik Formula E
Selanjutnya, polemik antarkedua tokoh ini pun berlanjut. Kali ini terkait dengan pernyataan dari Mahfud MD yang menuding penundaan Formula E DKI Jakarta yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta ini karena Pemprov takut merugi jika ajang tersebut tetap digelar di tengah wabah Covid-19.
Pada bulan Maret 2020, Mahfud mengomentari kebijakan dari Anies Baswedan yang memutuskan untuk menunda gelaran balapan mobil listrik internasioanal tersebut.
"Karena melihat situasi jangan-jangan itu (Formula E nanti) tidak sukses kan. Itu mungkin kalau enggak banyak orang yang nonton kan rugi juga, lalu ditunda, barangkali," komentar Mahfud MD.
Baca Juga:Paguyuban Bregada Rakyat DIY Gelar Apel Siaga Jaga Yogyakarta Damai
Komentar tajam dari Mahfud ini pun kemudian mendapat reaksi balasan dari Hidayat Nur Wahid. Ia menegaskan bahwa Formula E bukanlah satu-satunya acara yang ditunda atau dibatalkan karena wabah virus Corona.