Ini Bahaya Terobsesi Makanan Organik, Bisa Kena Gangguan Orthorexia

Bukannya sehat, terobsesi makanan organik malah bisa memicu malnutrisi.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah
Selasa, 13 Oktober 2020 | 07:24 WIB
Ini Bahaya Terobsesi Makanan Organik, Bisa Kena Gangguan Orthorexia
Ilustrasi makanan organik (shutterstock)

SuaraJogja.id - Makanan organik memang kerap disebut lebih sehat dan baik untuk mendapatkan berat badan ideal. Namun, terobsesi dengan makanan organik juga ternyata malah bisa berdampak buruk.

Obsesi tersebut bisa membuat seseorang mengembangkan orthorexia nervosa, yakni sebuah kelainan makan yang ditandai dengan obsesi terhadap 'kemurnian' makanan.

Mereka yang mengalami orthorexia mungkin hanya mengonsumsi makanan yang tidak diolah atau organik, menghilangkan banyak kelompok makanan dari menu makan atau membatasi diri untuk cuma makan makanan mentah.

Sayangnya, hal ini justru bakal mengganggu aktivitas sehari-hari karena mereka jadi membutuhkan banyak waktu dan energi untuk memilah makanan. Dalam beberapa kasus, bahkan bisa memicu malnutrisi.

Baca Juga:Bocah Ini Hanya Makan Sosis Sepanjang Hidupnya, Sembuh Usai Dihipnotis

sayuran, vegetarian (Pixabay/congerdesign)
Makanan organik. (Pixabay/congerdesign)

Walau demikian, belum ada kesepakatan mengenai apakah orthorexia adalah diagnosis yang valid, kata Jennifer Mills, seorang psikolog klinis di York University di Toronto, Ontario.

Hal itu karena orthorexia belum tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) edisi terbaru, panduan diagnostik resmi American Psychological Association.

"Ada konsensus bahwa (orthorexia) menyimpang dari apa yang kita anggap sebagai pola makan normal atau 'sehat'. Penelitian menyoroti bagaimana individu yang punya pola makan ini bisa menderita secara signifikan," imbuh Mills, seperti dilansir dari Live Science.

Thomas Dunn, seorang psikolog di University of Northern Colorado mengatakan bahwa gejala orthorexia mungkin bersifat psikologis. Namun, pada akhirnya bisa bermanifestasi sebagai malnutrisi yang dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.

Gara-gara obsesi berlebihan, orang secara kompulsif akan memeriksa daftar bahan dan label nutrisi, menghabiskan waktu berjam-jam untuk merencanakan makanan per hari, serta mengurangi jumlah kandungan pada kelompok makanan tertentu.

Baca Juga:Cara Mudah Menghitung Berat Badan Ideal

Penderita juga sering bergumul dengan kecemasan sosial dan isolasi karena menu makan mereka yang terbatas sehingga membuat mereka sulit berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak