Sebagai orang Pantura, Esperanza mengakui bahwa dirinya memang tidak bisa berpisah dengan ikan. Antara dirinya dan ikan sudah menjadi satu kesatuan. Ia bahkan tidak pernah bosan menyantap hidangan makanan laut tersebut. Seluruh keluarganya sendiri sangat suka menyantap olahan ikan lele.
“Saya berawal sebagai pemasar pengolah hasil perikanan, tentunya sangat berhubungan sekali dengan budidaya yang ada dalam ember ini,” ujar Esperanza.
Sebelumnya, Esperanza sempat mempraktikkan budidaya lele dalam kolam fiber dan kolam menggunakan drum besar, atau di Yogyakarta dikenal dengan budidaya ikan lele cendol.
Berbekal pengetahuan sebelumnya, ia juga melihat video-video budidaya lele dalam ember di YouTube. Ia melihat kegiatan itu sebagai sesuatu yang menarik dan bisa dilakukan di tengah pandemi.
Baca Juga:Hobi Pelihara Ikan Hias Selama 25 Tahun, Nasib Ismayadi Makin Mujur
Selain itu, suami dari anggota PKK Kota Yogyakarta ini juga ingin mencari kegiatan yang bisa memberikan edukasi untuknya dan keluarga serta masyarakat. Tidak hanya jadi hobi, budidaya lele dalam ember juga menjadi solusi untuk peningkatan ekonomi dalam keluarga.
Meski sempat mempraktikkan budidaya ikan lele di kebunnya, tetapi saat mencoba budidaya di dalam ember seperti video yang ia tonton, Esperanza sempat mengalami kerugian. Saat awal mencoba, ia memasukkan 50 ekor lele dalam satu tempat tersebut. Ternyata angka kematian lele dalam ember tersebut cukup tinggi. Ia akhirnya mencoba dengan jumlah lele yang lebih sedikit.
Sempat berkonsultasi dengan rekan-rekannya yang terlebih dahulu terjun dalam dunia budidaya, rupanya jumlah paling ideal dalam satu ember adalah antara 35 hingga 40 ekor lele. Hingga bisa dipanen, dibutuhkan waktu antara 3 hingga 4 bulan untuk lele bida layak dikonsumsi.

Mulanya, Esperanza memiliki tiga ember untuk budidaya lele. Jumlah tersebut ditentukan atas saran dari rekan-rekannya. Sebab setelah dua minggu, lele perlu dipisahkan berdasarkan ukurannya, mulai dari yang kecil hingga ukuran terbesar.
Saat melakukan panen sendiri juga bisa diawali dari ukuran lele yang terbesar hingga terkecil. Ia juga menyampaikan bahwa lele pada dasarnya merupakan hewan kanibal. Dengan jumlah yang terlalu banyak dalam ember, maupun ukuran yang berbeda-beda, mereka bisa memakan satu sama lain.
Baca Juga:Budikdamber, Solusi Kreatif Menjaga Ketahanan Pangan Selama Pandemi Corona
Sekarang, ia sudah memiliki sekitar sembilan ember untuk budidaya lele, dengan masing-masing terisi 35 ekor lele dan beberapa gelas kangkung hidroponik.