Setelah mencoba mencari lewat media sosial, Emanuella justru dapat nomor tersebut dari anak saudaranya. Setelah dihubungi, dr Lukas mengatakan, sudah tidak memegang dokumennya lagi karena rumah sakit sudah tutup, dan dokter itu sendiri sudah berusia 90 tahun.
Pada 14 September 2020, Emanuella kemudian menelepon Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan Pengadilan Negeri (PN) Sleman. Dari Dukcapil diberikan nomor WhatsApp untuk melakukan sinkronisasi data, sementara PN mengusulkan untuk menunggu data dari Dukcapil.
"Cerita pendeknya pada tanggal 24 September saya kirim email photo akta lahir ke PN Sleman dan kirim photo akta lahir ke dukcapil Sleman lewat DM Twitter. Kira-kira hasil seminggu dari tanggal tersebut," cuit Emanuella.
Sebelumnya pada 18 September 2020, Emanuella menanyakan kepada ibunya mengenai posisinya sebagai anak angkat. Ia juga menanyakan tentang dokumen-dokumen yang bisa memberikan informasi. Ternyata, ibunya tidak memiliki dokumen apa pun. Saat adopsi, sang ibu hanya dapat akta lahir, surat suntik, dan membayar uang hidup Emanuella selama tujuh bulan di sana.
Baca Juga:Beredar Surat Protes Warga soal Ucapan Natal di Kampung Kauman Yogyakarta
Saat tinggal di rumah sakit, nama Emanuella adalah Theresia, entah nama dari orang tua kandung atau pengurus yayasan. Selama pencarian ini juga, Emanuella mengaku terhubung dengan Dinas Kesehatan Sleman bagian perlindungan anak. Disebutkan, ada yang janggal pada proses adopsi tersebut dan sedang dicarikan informasi lebih.
Setelah berhasil mendapatkan nomor telepon Ibu Nancy, yang bertanggung jawab pada proses adopsi itu, ia sempat mengobrol. Sayangnya, tidak ada jawaban yang pasti, dan justru makin banyak pertanyaan karena ada yang tidak cocok dengan cerita dari ibunya.
Ketika dihubungi SuaraJogja.id, Emanuella mengatakan, ada dorongan hati yang sangat kuat untuk mencari orang tua kandungnya setelah bertahun-tahun lamanya. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika akhirnya ia akan mencari orang tua biologisnya. Namun, perasaan hatinya sangat kuat.
"Jadi harus dituruti supaya enggak ada penyesalan nantinya. Setidaknya saya sudah berusaha mencari segiat-giatnya. Kalau soal hasil, jika Tuhan izinkan pasti hasil baik," ujar Emanuella melalui pesan langsung.
Ia juga terinspirasi oleh Widiyastuti, seorang warga Belanda yang sudah 24 tahun mencari orang tuanya dengan penuh semangat. Jika berkesempatan bertemu, Emanuella ingin memeluk erat orang tuanya dan berterima kasih karena sudah melepasnya, mungkin supaya ia mendapatkan kehidupan lebih baik.
Baca Juga:Sambut Maulid Nabi, Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud Khusus Internal
Tidak ada perasan kecewa yang dirasakannya, hanya sedih. Namun, Emanuella juga mencoba memahami kemungkinan adanya alasan-alasan tertentu orang tuanya tidak bisa membesarkan dirinya. Ia berniat akan datang ke Yogyakarta jika sudah ada hasil tes DNA yang menyatakan itu adalah orang tuanya.