Cuaca Jogja Panas dan Gerah Bukan karena Merapi, BMKG Ungkap Penyebabnya

"Kondisi ini memang cukup signifikan dirasakan di Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir. Kebetulan juga kondisi ini berbarengan dengan naiknya aktivitas Gunung Merapi."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 09 November 2020 | 16:46 WIB
Cuaca Jogja Panas dan Gerah Bukan karena Merapi, BMKG Ungkap Penyebabnya
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Beberapa hari terakhir warga Daerah Istimewa Yogyakarta merasakan suhu udara yang lebih panas dari sebelumnya. Fenomena ini berbarengan dengan meningkatnya aktivitas Gunung Merapi, yang statusnya telah ditetapkan naik ke Siaga (Level III) pada Kamis (5/11/2020) lalu.

Lantas tidak jarang orang mengaitkan fenomena keduanya sebagai sebab-akibat. Namun nyatanya, naiknya aktivitas Gunung Merapi tidak ada hubungannya dengan suhu udara yang panas di wilayah DIY beberapa waktu terakhir ini.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas, yang dihubungi SuaraJogja.id pada Senin (9/11/2020). Dikatakan Reni, dari hasil analisis yang telah dilakukan, kenaikan suhu udara di DIY sendiri disebabkan oleh faktor meteorologis.

"Kondisi ini [suhu udara panas] memang cukup signifikan dirasakan di Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir. Kebetulan juga kondisi ini berbarengan dengan naiknya aktivitas status Gunung Merapi," kata Reni.

Baca Juga:Pemkab Magelang Siapkan Lokasi Pengungsi Merapi Standar Prokes Covid-19

Reni menjelaskan, saat ini, tepatnya November, posisi matahari sudah berada di belahan bumi bagian selatan. Hal itu mengakibatkan intensitas radiasi yang diterima di Pulau Jawa cukup tinggi.

"Sebelumnya di September lalu, ada fenomena equinox atau posisi matahari berada tepat di garis khatulistiwa. Namun, saat itu belum meningkat karena posisi matahari masih di utara Jawa. Sekarang sudah di selatan," paparnya.

Diungkapkan Reni, dari pemantauan pihaknya beberapa hari terakhir, suhu udara di DIY memang tercatat cukup tinggi. Suhu paling tinggi sempat terjadi pada 6 November lalu, yang menembus angka 34 derajat celsius.

Reni juga menambahkan, ada faktor meteorologis lain yang memengaruhi kenaikan suhu udara di wilayah DIY. Salah satunya akibat udara yang masih terus cerah dalam beberapa hari terakhir, sehingga membuat minimnya tutupan awan yang menghalangi sinar matahari secara langsung.

"Hari ini juga awan terlihat cukup sedikit. Jadi sinar matahari secara langsung bisa masuk ke Bumi. Hal itu juga yang menyebabkan suhu udara lebih terasa terik dan meningkat," tandasnya.

Baca Juga:Pengungsi Merapi Datang, Suparmono: Butuh Lebih Banyak Masker Medis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini