SuaraJogja.id - Dalam beberapa hari terakhir, sosok Habib Rizieq Shihab tengah jadi perhatian utama publik. Video lama soal pernyataan Gus Dur mengenai Imam Besar FPI itu pun belakangan turut jadi perbincangan.
Seperti diketahui semenjak pulang ke tanah air, sosok Habib Rizieq tak henti-hentinya jadi perhatian publik. Mulai dari sambutan yang luar biasa dari para jamaahnya hingga perhelatan hajatan pernikahan putrinya yang diduga menyalahi protokol kesehatan.
Seiring dengan sorotan publik, muncul video lama mengenai guyonan mantan Presiden Abdurrahman Wahid mengenai Habib Rizieq yang menggelitik.
Seperti dikutip dari video yang dibagikan Kyaiku Channel, tampak Gus Dur tengah berbicara di atas mimbar.
Baca Juga:Nikita Mirzani Serang Habib Rizieq! Singgung Gus Dur sampai Yesus
Dalam salah satu bagian pembicaraannya itu, Gus Dur sempat berseloroh mengenai Imam Samudera, Dai Bachtiar dan Habib Rizieq.
Ia bercerita, bahwa hanya ada di Indonesia, seorang Imam yang bisa melarang dai jangan menangkap habib.
"Ada cangkriman di mana ada imam bisa menegur dai jangan menangkap habib jawabannya ada di Indonesia, kok indonesia? Ya jelas, Imamnya Imam samudera, dainya dai bachtiar kapolri saat itu yang ditangkap habib rizieq," ucapnya.
"Ya mesti, imam samudera itu teroris tidak boleh menangkap Habib rizieq, soalnya kenapa?. Habib itu pernah kumpul dengan saya dan Rachmawati di hotel Indonesia. Suatu saat dia berdiri di podium bilang yang terhormat ibu Rachmawati Soekarnoputri, yang terhormat Gus Dur yang selalu menyebut saya teroris lokal. Ya itu untung, saya teriak sampeyan inget," lanjutnya.
Lebih jauh, berdasarkan berbagai sumber, di tahun 2002, Gus Dur secara tegas menyebut bahwa sosok Habib Rizieq bersama Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, Abu Bakar Ba'asyir kala itu disebut sebagai teroris lokal atau teroris domestik.
Baca Juga:Publik Ungkap Ucapan Kasar Maheer, Sebut Gus Dur Kyai Buta, Dia Udah Mati
Gus Dur mengaku memiliki bukti keterlibatan mereka.
"Mereka selalu membawa senjata jika bepergian. Itu kan dilarang undang-undang. Terus menakut-nakuti orang. Apa itu bukan teroris," katanya kala itu seusai bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat, Ralph Leo Boyce di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Gus Dur yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa mengaku siap memberikan bukti terkait tudingannya tersebut jika diminta polisi.