"Waktu itu tindakan kami dikecam oleh ribuan orang. Dibilang konyol sok-sokan dan banyak cibiran lainnya," tulisnya di akun Instagramnya.
Meski dapat tekanan, ia mengaku memilih untuk diam dan tak merespon secara berlebihan atas kritik dan hujatan yang dilempar kepadanya.
Justru, pengalamannya nekat masuk ke dalam kubah lava itu di kemudian hari malah menjadi hikmah.
Ya, sekira 2015 silam peristiwa memilukan menimpa seorang pendaki bernama Eri Yunarto.
Baca Juga:Mendekati Erupsi Merapi, Sleman Perpanjang Status Tanggap Darurat
Pendaki yang merupakan Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta itu tewas setelah terjatuh ke dalam kawah Merapi sedalam 150 meter.
Didukung tim SAR Boyolali, Lahar Bara dan Endro Sambodo menjadi relawan yang melakukan misi penyelamatan jenazah Eri di dalam kawah Merapi.
Tanpa mengenakan baju tahan api, Lahar dan rekannya berhasil mengevakuasi jasad Eri dari kawah 57. Jasad Eri saat itu dalam kondisi tengkurap berjarak 50 meter dari kawah 57.
"Benar saja, selang beberapa bulan kemudian, terjadi kecelakaan di puncak merapi, seorang pendaki terjatuh kedasar kawah, semua orang bingung tentang bagaimana caranya untuk mengambilnya, namun bagi kami, tak Ada yg perlu dikawatirkan karena kami sudah mengetahui seperti apa medan nya, harus lewat mana dan seberapa bahaya. Ternyata kami tak usah repot-repot membuat alasan atau pembelaan diri tentang kenapa kami nekat turun ke kawah, merapi menjawab semuanya, merapi membayAr lunas semua cibiran, semua caci maki," tulisnya.
aksinya viral
Baca Juga:Misteri 3 Gunung Api Meletus Bareng Terungkap! Semeru, Merapi dan Lewotolok
Berselang lima tahun kemudian, namanya kembali mencuri perhatian publik. Kali ini lewat aksinya yang memanjat Merapi hingga di dekat mulut kawah sambil merekam guguran yang terjadi.