Cerita Lahar Bara, Dibully Usai Masuk ke Kawah Merapi Lalu Jadi Superhero

Lahar Bara menganggap Merapi sebagai rumahnya.

Galih Priatmojo
Rabu, 02 Desember 2020 | 15:32 WIB
Cerita Lahar Bara, Dibully Usai Masuk ke Kawah Merapi Lalu Jadi Superhero
Bakat Setiawan atau Lahar Bara relawan yang viral usai mendaki hingga ke kawah Merapi saat statusnya Siaga beberapa waktu lalu. [Taufik Irvani / YouTube]

Didukung tim SAR Boyolali, Lahar Bara dan Endro Sambodo menjadi relawan yang melakukan misi penyelamatan jenazah Eri di dalam kawah Merapi.

Tanpa mengenakan baju tahan api, Lahar dan rekannya berhasil mengevakuasi jasad Eri dari kawah 57. Jasad Eri saat itu dalam kondisi tengkurap berjarak 50 meter dari kawah 57.

"Benar saja, selang beberapa bulan kemudian, terjadi kecelakaan di puncak merapi, seorang pendaki terjatuh kedasar kawah, semua orang bingung tentang bagaimana caranya untuk mengambilnya, namun bagi kami, tak Ada yg perlu dikawatirkan karena kami sudah mengetahui seperti apa medan nya, harus lewat mana dan seberapa bahaya. Ternyata kami tak usah repot-repot membuat alasan atau pembelaan diri tentang kenapa kami nekat turun ke kawah, merapi menjawab semuanya, merapi membayAr lunas semua cibiran, semua caci maki," tulisnya.

aksinya viral

Baca Juga:Mendekati Erupsi Merapi, Sleman Perpanjang Status Tanggap Darurat

Berselang lima tahun kemudian, namanya kembali mencuri perhatian publik. Kali ini lewat aksinya yang memanjat Merapi hingga di dekat mulut kawah sambil merekam guguran yang terjadi. 

Alasan Lahar Bara menaiki Merapi saat statusnya Siaga lantaran prihatin melihat para pengungsi yang terus bertanya-tanya apakah kondisi Merapi saat ini berbahaya atau tidak. Sebab sampai saat ini erupsi belum juga terjadi. Berbagai pertanyaan itulah yang akhirnya membuat Bakat Lahar Bara menemukan ide merekam video kondisi Merapi.

Berbekal niat mengedukasi masyarakat, dia lantas mendaki Merapi mulai pukul 02.00 WIB dan tiba di puncak sekitar pukul 06.30 WIB.

"Saya ditunjukkan guguran yang besar di situ. Di sana cerah, kelihatan semua kawah seperti apa. Saya cukup lama di situ. Batu yang saya injak itu bergetar hebat. Ternyata puncak sudah enggak ada. Sekitar puncak retak besar sekali," jelasnya.

Tetapi tindakannya itu tak sedikit menuai komentar dari publik termasuk di antaranya dari BPPTKG Yogyakarta. Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengungkapkan bahwa yang dilakukan Lahar Bara itu sangat berbahaya mengingat status Merapi yang sudah dalam kondisi Siaga.

Baca Juga:Misteri 3 Gunung Api Meletus Bareng Terungkap! Semeru, Merapi dan Lewotolok

Merespon informasi mengenai Merapi, Budi menyebut bahwa saat ini untuk memantau kondisi Merapi tak lagi perlu harus memanjat sebab pihaknya telah memiliki metode dan alat cukup memadai untuk memantau aktivitas Gunung Merapi.

"Sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang itu sangat berbahaya," ujarnya melalui siaran di YouTube BPPTKG pekan lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak