Warga Bantul Anggota ISIS Disebut Tewas Ditembak di Jakarta, FJI Buka Suara

Karena pemikiran Maryanto berubah dan menganggap FJI tidak sesuai pemahamannya, ia keluar dan diketahui masuk ke jaringan teroris ISIS.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 08 Desember 2020 | 16:57 WIB
Warga Bantul Anggota ISIS Disebut Tewas Ditembak di Jakarta, FJI Buka Suara
Tangkapan layar cuitan yang menyebutkan bahwa warga Bantul tewas ditembak polisi dalam pengawalan Rizieq Shihab di Jakarta. - (Twitter/@bs_vito)

SuaraJogja.id - Kabar soal enam orang diduga sebagai laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas ditembak saat mengawal keluarga Rizieq Shihab menyeret nama seorang warga Bantul, DI Yogyakarta.

Hal itu ramai diperbincangkan di media sosial, menyusul unggahan akun Twitter bernama @bs_vito. Akun tersebut menampilkan tangkapan layar dengan gambar tujuh wajah korban penembakan beserta identitasnya.

Satu nama yang termasuk dalam daftar itu adalah Maryanto alias Themeng, anggota FPI Bantul. Maryanto adalah penjual bakso yang sebelumnya pernah ditangkap pada 11 Juli 2018 atas kasus pembuatan bom. Penangkapan dilakukan tim Densus 88 Mabes Polri di Dusun Mrisi RT 8, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.

Menanggapi unggahan yang tersebar di media sosial, Panglima DPP Front Jihad Islam (FJI) Darrohman membenarkan bahwa Maryanto adalah warga Bantul. Kendati demikian, Maryanto bukanlah anggota FPI, melainkan mantan anggota FJI.

Baca Juga:FPI: Sesuai Syariat Islam, 6 Jenazah Laskar Harus di Bawa Pulang Hari Ini

"Beredarnya tangkapan layar di media sosial itu, nama Maryanto memang pernah menjadi anggota kami. Maryanto bukan anggota FPI, tetapi pernah bergabung bersama FJI. Saat ini dia bukan lagi anggota karena memutuskan keluar sekitar 2015 silam," ujar Darrohman, dihubungi SuaraJogja.id, Selasa (8/12/2020).

Darrohman melanjutkan bahwa Maryanto menjadi anggota FJI sejak 2006 silam, saat FJI terbentuk di Yogyakarta. Karena pemikiran Maryanto berubah dan menganggap FJI tidak sesuai pemahamannya, ia keluar dan diketahui masuk ke jaringan teroris ISIS.

"Mulai 2015 ini pemahamannya berbeda dengan kami. Akhirnya dia keluar dan memilih bergabung ke jaringan ISIS. Nah pada 2018 itu akhirnya muncul kabar dia [Maryanto] ditangkap," kata dia.

Disinggung apakah Maryanto tewas dalam insiden penembakan, Darrohman tak yakin. Pasalnya, foto yang tersebar bukanlah wajah Maryanto.

"Saya kok agak ragu jika itu mantan anggota FJI. Karena foto yang diunggah dan daftar nama berbeda dengan orang aslinya. Namun kami tidak bisa berspekulasi lebih jauh lagi," kata dia.

Baca Juga:Usut Kematian 6 Laskar FPI, Muhammadiyah Desak Pembentukan Tim Independen

SuaraJogja.id mencoba menelusuri keberadaan rumah Maryanto di Dusun Mrisi RT 8. Seorang warga, Suharni (35), menyebutkan bahwa memang benar nama Maryanto tinggal di wilayahnya. Selain itu, pria yang diketahui berusia 40-an itu terlibat jaringan teroris dan ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri.

"Ada namanya Maryanto di tempat saya tinggal, tapi melihat dari foto di media sosial yang tersebar, fotonya berbeda dengan identitasnya. Malah foto yang dipakai itu ketua RT yang masih satu keluarga dengan saya," ujar Suharni, ditemui di lingkungan RT 8.

Ia membeberkan bahwa Maryanto hingga saat ini masih menjalani masa tahanan.

"Kabarnya masih menjalani masa tahanan. Istrinya biasa membeli sayur di toko saya dan beberapa kali saya tanyakan. Memang masih ditahan dan rencananya bebas Januari 2021," terang dia.

Hal yang sama disebutkan warga Mrisi, Sugiyono (51). Menurutnya, foto yang beredar di media sosial itu kurang tepat. Soal namanya benar, tetapi foto yang ditampilkan bukanlah Maryanto yang asli.

"Orangnya masih muda, masih terlihat usia 40 tahun. Identitasnya benar warga Bantul dan tinggal di sini, tapi fotonya salah," ungkap dia.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi mengaku telah mendengar informasi bahwa ada warga Bantul yang diduga tewas dalam insiden penembakan di Jakarta.

"Kami sudah ada informasi itu, tapi kami belum detail lagi di lapangan seperti apa," ujar Ngadi melalui sambungan telepon.

Disinggung apakah orang yang dimaksud terlibat dalam jaringan teroris dan ditangkap oleh Densus 88, Ngadi tak bisa menjelaskan lebih lanjut.

"Saya tidak tahu persis, tapi di berita seperti itu," ungkap Ngadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak