SuaraJogja.id - Penyanyi asal Indonesia, Niki Zefanya merasa geram dengan produk kecantikan yang ada di Indonesia. Niki mendesak penggunaan kata pemutih dalam label sebuah produk pelembab untuk kulit dihentikan. Menurutnya kulit natural orang Indonesia adalah cantik dan kulit sawo matang adalah kulit yang cantik.
Melalui unggahan di Instagram storynya, Niki menceritakan jika ia tumbuh di Indonesia dan kenyataan yang ia hadapi adalah setiap wanita, ibu, nenek, dan tante sering menggunakan omong kosong mengenai kulit putih. Ia juga meminta jika ada pengikutnya di media sosial yang juga menerapkan hal yang sama untuk segera menghentikannya.
"Kulit natural kamu itu cantik. Kalau kamu gelap berarti sawo matang adalah cantik," tulis Niki dalam bahasa Inggris.
Selanjutnya, Niki juga meminta kepada perusahaan kecantikan di Indonesia untuk berhenti dengan label pemutih. Itu adalah langkah sederhana untuk perdebatan yang lebih besar dan lebih kompleks. Namun, perusahaan kecantikan bisa memulai dengan memerangi anti-blacknees di Indonesia dengan berhenti menormalisasi budaya penggunaan produk-produk pemutih.
Baca Juga:Pemulihan Fisik, Menu Latihan Perdana Timnas Indonesia U-19 di Spanyol
Pelantun lagu Lowkey tersebut menceritakan jika keluarganya dulu kerap mengatakan padanya setelah latihan sepak bola, berenang, berjemur atau aktivitas apapun di bawah matahari untuk jangan sampai berubah terlalu gelap. Niki juga meminta jika ada orang yang membaca unggahannya itu dan termasuk kedalam tipe orang yang mengatakan, percaya atau tertawa atas komentar itu serta ikut menyuarakan #blakclivesmatter untuk mundur.
"Tolong mundur dan mengerti kenapa kamu adalah bagian dari masalah," terang Niki.
Gadis yang kini berkarir di luar negeri tersebut mengajak untuk menjadi contoh untuk negara lainnya. Ia mengajak untuk mengjilangkan standar kecantikan yang sudah ketinggalan jaman dan sudah dibiarkan tumbuh. Serta tidak memberikan ijin untuk perusahaan lainnya untuk mengambil keuntungan dari perasaan insyekur karena menjadi gelap.
"Kulit Indonesia indah guys," tulis Niki menutup komentarnya.
Unggahan Niki tersebut lantas dibagikan ulang oleh akun Twitter @beauthingy sebagai bentuk pengingat untuk masyarakat luas. Sejak dibagikan ulang Senin (28/12/2020), unggahan Niki itu sudah disukai lebih dari 11 ribu pengguna Twitter. Ada 3000 lebih yang ikut membagikan ulang dan 200 warganet lainnya memilih memberikan tanggapan di kolom komentar.
Baca Juga:Piala Dunia U-20 2021 Batal, AFC Segera Tentukan Nasib Piala Asia U-19
"Orang indo pengen putih, orang bule pengen coklat. Udah lah, sama aja sebenernya kita semua. Standar cantik gue itu putih, tapi gue gak maksa semua orang harus putih sesuai standar gue dan gue akan salah kalau gue maksa standar gue ke semua orang," tulis akun @neocoalteur.
"Hm gua setuju kulit Indonesia tuh beragam. Tapi kadang kampanye buat kulit sawo mateng agak gimana ya, kulit Indonesia yang putih pucet/kuning langsat juga banyak. Kalau mereka perlu ya kenapa enggak? Kulit gua medium to light pake itu buat ngeratain warna kulit. Apa salahnya?," komentar akun @ryskantny.
"Kata whiteningnya sih yang rada problematik. Menurutku brightening itu lebih membumi. Misal kulit kalian belang/ada bekas luka pengen dicerahin kan bagian itu? Balikin ke warna semula bukan mutihin," tanggapan akun @Bigfluffybunny.
Sementara akun @sunfleurieclat mengatakan, "Ini masalah standar masing-masing aja kalau menurutku. Boleh kok pengen punya standar fair skin, tanned skin etc, tapi jangan merendahkan/rasis sama orang lain yang berbeda dari kita."