Kemungkinan Erupsi Eksplosif Gunung Merapi Menguat

Kemungkinan erupsi eksplosif Gunung Merapi meningkat, setelah aktivitas seismiknya meningkat drastis dalam sepekan terakhir.

Liberty Jemadu
Rabu, 30 Desember 2020 | 05:00 WIB
Kemungkinan Erupsi Eksplosif Gunung Merapi Menguat
Gunung Merapi terlihat jelas dari kawasan Cangkringan, Sleman, Rabu (18/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Probabilitas terjadinya erupsi eksplosif dari Gunung Merapi menguat setelah aktivitas seismik gunung berapi tersebut meningkat dalam sepekan terakhir, demikian dikatakan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Memang pada minggu sebelumnya saat terjadi penurunan (aktivitas) kita indikasikan akan terjadi erupsi efusif, kemudian dengan kenaikan dalam satu minggu ini kita lakukan assesment lagi maka probabilitas eksplosif menjadi lebih besar," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat menyampaikan penjelasan aktivitas Gunung Merapi secara virtual, Selasa (29/12/2020).

Hanik mengatakan sering dengan peningkatan aktivitas kegempaan dalam satu pekan (21-28 Desember) probabilitas erupsi eksplosif menjadi lebih besar dibandingkan efusif dengan perbandingan 26 persen dan 28 persen.

"Eksplosif yang mendominasi," kata dia seperti dilansir dari Antara.

Baca Juga:Meningkat, Kegempaan Gunung Merapi Lebih Tinggi dari Pekan Sebelumnya

Ia menyebutkan gempa Vulkanik Dangkal (VTB) selama sepekan 21-28 Desember sebanyak 369 kali atau meningkat dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat 240 kali, gempa fase banyak (MP) sebanyak 2.104 kali naik dari sebelumnya 1.684 kali, gempa guguran (RF) 288 kali turun dari sebelumnya 255 kali, serta gempa hembusan (DG) 428 kali menurun dari sebelumnya 207 kali.

Mengacu aktivitas kegempaan itu, lanjut Hanik, dapat disimpulkan bahwa energi Merapi saat ini lebih tinggi karena memiliki total jumlah gempa 20.592 kali lebih banyak dibandingkan 2010 yang memiliki 8.894 kali gempa.

Selain kegempaan, data pengamatan deformasi Gunung Merapi menggunakan alat Electronic Distance Measurement (EDM) juga menunjukkan pemendekan dari total 62 cm menjadi 32 cm per 3 hari.

Selanjutnya, berdasarkan analisis morfologi, menurut dia, di gunung itu terjadi pengangkatan di permukaan kawah, terbentuk rekahan-rekahan di dalam dan tebing kawah yang semakin melebar, serta perubahan morfologi akibat intensifnya guguran.

"Saat ini arah guguran lava dominan ke arah Kali Senowo, Kali Lamat, serta Kali Gendol, dengan jarak maksimal 3 kilometer," kata dia.

Baca Juga:Selama Sehari Gunung Merapi Alami 42 Kali Gempa Guguran

Ia mengatakan berdasarkan data yang ada, sampai saat ini probabilitas Gunung Merapi mengalami erupsi masih cukup tinggi. Kendati demikian, tidak dapat diketahui secara pasti kapan erupsi terjadi.

Ia berharap para pengungsi bertahan dan bersabar tetap tinggal di barak pengungsian.

"Kita tunggu sampai nanti potensi bahayanya sudah tidak ada lagi," kata Hanik.

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Gunung Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak