TKI Gunungkidul Meninggal Dunia di Taiwan Saat Berlayar Mencari Ikan

Nakip dikabarkan meninggal dunia di kapal nelayan Taiwan

Galih Priatmojo
Selasa, 05 Januari 2021 | 12:17 WIB
TKI Gunungkidul Meninggal Dunia di Taiwan Saat Berlayar Mencari Ikan
Bani menunjukkan keterangan Nakip anaknya yang menjadi TKI di Taiwan yang dikabarkan meninggal dunia saat berlayar, Selasa (5/1/2021). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Sebuah tenda terpasang di depan rumah Bani (52) dan Wagiyah (52) warga Padukuhan Temuireng II RT 05 RW 08 Kalurahan Girisoka Kapanewonan Panggang Gunungkidul. Sejak, Senin (4/1/2021) tetangga dan kerabat datang ke kediaman pasangan suami istri yang berprofesi sebagai petani ini.

Para tetangga dan kerabat hadir untuk menyampaikan rasa bela sungkawa atas kepergian anak kedua dari pasangan ini,
Sunakip Setiawan (21). Nakip, pemuda ini dikabarkan meninggal dunia di kapal nelayan Taiwan, Senin (4/1/2021) siang.

Di ruang tengah, nampak belasan orang laki-laki duduk berkeliling sementara di ruang belakang ibunda Nakip, Wagiyah terlihat terus menangis. Para tetangga mencoba menenangkan Wagiyah agar tidak terlalu bersedih

Ayah Nakip, Bani (41) mengatakan, Nakip pergi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sekitar 1,5 tahun yang lalu. Anak kedua dari tiga bersaudara ini selepas lulus dari SMK Pelayaran Tanjungsari tahun 2018 langsung mendaftar untuk ikut berlayar kapal asing.

Baca Juga:Dugaan Tabrak Lari di Bantul, Remaja Asal Gunungkidul Terancam Diamputasi

"Cita-cita anak saya memang ingin bekerja di kapal luar negeri,"tutur Bani ketika ditemui di rumahnya, Selasa (5/1/2021).

Selepas lulus, Nakip memang sempat menganggur sekitar 6 bulan sebelum berangkat ke Taiwan. Nakip sebenarnya sudah mendaftar bekerja ke Taiwan melalui PJTKI yang telah bekerjasama dengan pihak sekolah SMK Pelayaran Tanjungsari. Nakip juga mendapat informasi adanya lowongan pekerjaan di luar negeri dari pihak sekolah.

Tekad Nakip untuk berangkat ke Taiwan ikut kapal nelayan tersebut semakin kuat karena ada dua orang warga Padukuhan Temuireng yang juga sudah pergi berlayar ikut kapal nelayan berbendera Taiwan. Nakip-pun berangkat bersama dua orang tetangganya tersebut.

"Sudah menjadi tekad anak saya. Saya tidak bisa mencegahnya,"kata Bani.

Bani menceritakan, anaknya berlayar selama 5-8 bulan sekali dan berlibur di darat sekitar 2 minggu. Selama di darat, Nakip sering berkomunikasi dengan pihak keluarga. Banipun mengaku berkomunikasi terakhir dengan anaknya sekitar sebulan yang lalu.

Baca Juga:Tak Terpengaruh Pandemi, Gunungkidul Dibanjiri 1,8 Juta Wisatawan di 2020

Dari komunikasi terakhir tersebut, Nakip berpesan agar orangtuanya tidak boros dalam menggunakan uang. Selain itu, Nakip juga mengabarkan jika dirinya sudah betah bekerja karena pekerjaannya cukup menyenangkan. Anaknyapun rajin mengirimkan uang untuk keperluan orangtuanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak