Alumnus SMAN 8 Jogja, Listyo Sigit Prabowo Pendiam tapi Aktif Raih Prestasi

Ito menyebutkan bahwa Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo merupakan sosok yang berprestasi sewaktu mengenyam pendidikan di SMAN 8 Yogyakarta.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 19 Januari 2021 | 18:44 WIB
Alumnus SMAN 8 Jogja, Listyo Sigit Prabowo Pendiam tapi Aktif Raih Prestasi
Calon tunggal Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (kiri) bersama Wakil Ketua Alumni IKAPAKCI DELAYOTA Pramusinto (kanan). (SuaraJogja.id/HO-Pramusinto)

SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal kapolri. Listyo ditunjuk untuk menggantikan Jenderal Idham Azis, yang akan pensiun pada akhir Januari 2021 mendatang.

Jelang sehari menjalani uji kepatuhan dan kelayakan atau fit and proper test, yang dijadwalkan pada Rabu (20/1/2021) besok di Komisi III DPR, Listyo mendapat banyak dukungan. Salah satunya dari Ikatan Keluarga Alumni Pakci SMA N 8 Yogyakarta (IKAPAKCI DELAYOTA).

Wakil Ketua Alumni IKAPAKCI DELAYOTA Pramusinto mengatakan, sejak kabar majunya Listyo Sigit menjadi calon kapolri dukungan, alumni tak pernah berhenti memberikan dukungan. Selain ada perasaan bangga, sosok Listyo sejak bersekolah di SMAN 8 Yogyakarta memang dianggap layak menyandang tugas sebagai kapolri.

"Kita semua mendukung dan sangat bangga kalau Pak Listyo bisa menjadi kapolri. Sebab kalau secara integritas, secara kedisiplinan, akademisi, serta rekam jejaknya sejak dari SMA sudah bagus. Dari pertemuan-pertemuan alumni pada saat lustrum beberapa waktu lalu, kita juga sudah berdoa bersama agar semoga beliau bisa menjadi kapolri," kata Pramusinto saat dihubungi SuaraJogja.id, Selasa (19/1/2021).

Baca Juga:Ogah Bocorkan Proker Cakapolri Lisyto, Polri: Simak Bersama di DPR Besok

Pria yang kerap disapa Ito itu juga berharap, kompetensi, integritas, dan kedisiplinan tersebut dapat menjadikan Listyo Sigit sebagai pemersatu bangsa, terlebih dengan jabatan yang bakal disandang, yakni kapolri.

Pemersatu bangsa itu, kata Ito, dapat dimulai dengan menjembatani seluruh aparat kepolisian di Indonesia serta tentunya dengan mengamankan ketertiban dan keamanan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia secara keseluruhan.

Ito menyebutkan bahwa Listyo merupakan sosok yang berprestasi sewaktu mengenyam pendidikan di SMAN 8 Yogyakarta.

"Saya seangkatan, tapi beda kelas. Kalau dilihat dari kerajinannya di sekolah, memang beliau sangat rajin. Rekam jejak selama tiga tahun di SMA pun menunjukkan demikian. Catatannya selama tiga tahun, beliau hanya sakit lima hari dan izin dua hari, sedangkan alpa tidak ada," terang General Manajer (GM) di BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tersebut.

Selain rajin dan berprestasi dari sisi akademik, Listyo juga senang bermain musik, khususnya gitar. Selain itu, di bidang olahraga pun calon tunggal kapolri tersebut juga mengikuti basket, voli, hingga yudo, yang sempat mengantarkan Listyo sampai tingkat provinsi.

Baca Juga:Pilih Judul PRESISI, Listyo Pampang Foto Diri di Makalah Calon Kapolri

"Kalau dari sisi kepribadian, beliau adalah sosok yang pendiam dan tidak ingin menonjolkan diri. Jadi terlihat biasa-biasa saja. Kalau zaman sekarang kan orang punya geng, beliau juga tidak ngegeng. Datang ke sekolah ya biasa, datang ke kelas, tidak pernah ngumpul informal yang ngegeng gitu," tuturnya.

Disampaikan Ito, di dalam kepengurusan IKAPAKCI DELAYOTA, Listyo menjabat sebagai pembina utama periode 2019-2022. Hal itu yang membuatnya juga tidak pernah absen dalam acara-acara sekolah, mulai dari lustrum, gerak jalan, hingga sharing memberikan pencerahan motivasi kepada murid-murid yang masih ada di beberapa waktu lalu.

"Kalau ada agenda penting, kiriman bunga dari beliau tidak pernah absen, artinya memang tetap peduli dengan sekolah," ucapnya.

Terkait respons dari beberapa pihak yang mempermasalahkan keyakinan Listyo, kata Ito, alumni tidak pernah melihat ada perbedaan dari sikap dan tindakan teman seangkatannya tersebut selama ini. Artinya, Listyo tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan agama atau kelompok tertentu.

"Kita kan di sekolah nasional, selama itu tidak pernah ada konflik. Intinya memang beliau menjaga nasionalisme sejak dulu. Ya, semoga dalam fit and proper tes besok bisa berjalan lancar dan tidak ada hambatan terkait dengan agama atau apapun. Sebab, memang beliau tetap selalu menjaga stabilitas dan sangat bertoleransi terkait dengan perbedaan keyakinan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak