Viral Bule Penjual Mi Ayam di Jogja, Jatuh Bangun dengan Suami Saat Pandemi

Charlotte seharusnya kerja di Papua untuk HAM, tetapi salah satu syaratnya harus belajar bahasa Indonesia. Ia pun memutuskan untuk datang ke Jogja.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 22 Januari 2021 | 07:30 WIB
Viral Bule Penjual Mi Ayam di Jogja, Jatuh Bangun dengan Suami Saat Pandemi
Charlotte Peeters menyajikan mi ayam ke pelanggan di warungnya di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Terkait dengan penamaan 'Bakso Mi Ayam Telolet', kata Charlotte, tidak ada arti khusus. Nama itu muncul secara tiba-tiba saat ia memikirkan nama yang pas bagi warungnya dengan sang suami.

Charlotte Peeters ditemui di warung mi ayam bakso miliknya di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020).  - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Charlotte Peeters ditemui di warung mi ayam bakso miliknya di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Ia menilai, sudah terlalu banyak warung mi ayam dan bakso yang menggunakan nama pemiliknya atau nama bernuansa harapan seperti 'berkah' dan yang lainnya. Sempat ingin menggunakan nama 'Amsterdam', tapi menurutnya itu terlalu berlebihan.

"Sempat kepikiran bikin nama mi ayam bakso Amsterdam atau apa, tetapi kami berpikir, nanti otomatis kalau gitu ekspektasi orang harus ada rasa Belanda-nya, akhirnya enggak tahu aja, tiba-tiba kami dapat "telolet", dan kami berdua cocok dengan itu, dan lucu aja," tuturnya.

Charlotte menuturkan, sejak pemberlakukan aturan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM), penjualan mi ayam bakso miliknya turun drastis. Selama pandemi saja, setidaknya rata-rata 5-6 kilogram mi saja masih bisa habis dalam sehari.

Baca Juga:Viral Bule di Jogja Dagang Mi Ayam, Harga Semangkok Mulai 7 Ribuan

"Untuk omzet, jujur sejak kemarin viral, sudah mulai naik lagi. Dalam minggu ini, setiap hari setidaknya bisa meraup Rp700-800 ribu, dibandingkan sebelumnya, anjlok, sehari kadang Rp600-700 ribu, tapi juga bisa hanya Rp150 ribu sehari," ucapnya.

Menurut Charlotte, pendapatan saat berjualan mi ayam dan bakso tidak bisa dibandingkan dengan saat ia menjalankan usaha pariwisata dulu. Saat ini, katanya, fokus utamanya adalah untuk bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19, yang belum usai.

Bukan tanpa sebab, di dalam keluarganya, ada dua anak yang masih membutuhkan biaya untuk melanjutkan pendidikannya lagi di masa mendatang dengan kebutuhan harian yang perlu untuk dicukupi. Maka dari itu, berjualan mi ayam ini adalah cara yang ditempuh Charlotte dan suami untuk bertahan.

"Tetapi yang paling penting jangan give up, lanjut terus," tegasnya.

Indonesia Ibarat Rumah Kedua

Baca Juga:Lempar Sepeda Motor ke Laut, Bule Ini Dideportasi seperti Kristen Gray

Diuatarakan Charlotte, kedatangannya untuk menetap di Indonesia beraawal pada 2009 silam. Awal mula kedatangannya di Indonesia untuk bekerja terkait dengan HAM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak