Potensi Bahaya Merapi Berkurang? Ini Penjelasan BPPTKG

Sejak Rabu, Merapi terpantau meluncurkan lava pijar sebanyak 4 kali dengan jarak luncur 900 meter ke arah Barat Daya

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 03 Februari 2021 | 10:51 WIB
Potensi Bahaya Merapi Berkurang? Ini Penjelasan BPPTKG
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). - (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj)

SuaraJogja.id - Luncuran lava dari puncak Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus terjadi. Kendati tidak sebanyak beberapa waktu lalu, namun luncuruan itu perlahan mulai kembali semakin jauh.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan dalam aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan Rabu (3/2/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB sudah terjadi 4 kali luncuran lava dari dalam Gunung Merapi. Jarak luncur maksimum guguran lava tersebut tercatat sepanjang 900 meter.

"Dari pengamatan Rabu (3/2/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati 4 kali luncuran lava dengan jarak luncur 900 meter mengarah ke Barat Daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong," ujar Hanik.

Dalam periode yang sama, tidak terjadi aktivitas kegempaan yang cukup berarti di Gunung Merapi. Tercatat kegempaan guguran yang berjumlah 16 kali dengan Amplitudo 3-21 mm dan durasi 13-109 detik.

Baca Juga:Update Gunung Merapi: Awal Ferbruari Keluarkan Enam Kali Lava Pijar

Untuk hembusan pun hanya terjadi satu kali dengan amplitudo 7 mm dan durasi 16 detik. Sementara terkait visual asap kawah tidak teramati.

Sementara itu dalam periode pengamatan sebelumnya atau pada Selasa (2/2/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan 10 kali guguran lava pijar. Jarak luncur maksimum dalam periode ini tercatat lebih pendek yakni 800 meter.

"Arahnya masih ke Barat Daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong," tuturnya.

Hanik menyampaikan, bahwa BPPTKG terus memantau aktivitas pertumbuhan kubah lava 2021 yang saat ini berada di Lava 1997. Diketahui sebelumnya volume kubah lava tersebut sempat mencapai 157.000 meter kubik pada tanggal 25 Januari 2021 lalu.

Namun pada tanggal 28 Januari 2021, volume kubah lava menurun menjadi drastis menjadi sebesar 62.000 meter kubik. Atau berkurang sebanyak 82.000 meter kubik akibat dari aktivitas guguran dan awan panas yang cukup banyak.

Baca Juga:Pagi Tadi, Gunung Merapi Muntah Lagi

Pasca kejadian awan panas guguran tanggal 27 Januari 2021 lalu, kata Hanik, laju pertumbuhan kubah lava 2021 tercatat sebesar 4.000-5.000 meter kubik per hari. Menurutnya laju pertumbuhan kubah lava ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yaitu sebesar 20.000 meter kubik per hari.

"Apakah potensi bahaya berkurang? Kalau dilihat secara umum iya tapi yang perlu perhatikan kalau ada suplai dari dalam, ini yang tidak pernah kita tahu. Tapi sejauh ini potensi itu lebih kecil,"

Disampaikan Hanik, berdasarkan total distribusi probabilitas dari 17 indikator, erupsi efusif masih berada paling atas dengan probabilitas sebesar 43,2 persen. Sementara untuk potensi eksplosif dan kubah-dalam menurun secara signifikan.

Melalui kesimpulan itu, ucap Hanik, ditambah memperhatikan erupsi saat ini yang mengarah ke barat daya. Maka potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.

Potensi bahaya itu bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini