SuaraJogja.id - Selama satu bulan terakhir, Uya Kuya dan keluarganya seolah menghilang dari perhatian media sosial. Empat orang anggota keluarga tersebut dinyatakan positif terpapar covid-19. Selain Uya Kuya dan istrinya yang harus dirawat di rumah sakit, kedua anaknya juga harus bertahan hidup tanpa kehadiran kedua orangtuanya. Putri mereka Cinta Kuya juga mengaku sedih tidak bisa merayakan ulang tahun ke 17 bersama dengan keluarga.
Melalui kanal YouTube Cinta, anak pertama Uya Kuya ini menceritakan kisah keluarganya terpapar covid-19. Semuanya bermula ketika sang ayah tiba-tiba turun kondisi kesehatannya. Saat hal itu terjadi, Cinta masih berfikir bahwa sang ayah hanya mengalami kelelahan karena banyaknya pekerjaan dan kegiatan. Tidak sedikitpun terfikir di benaknya sang ayah terpapar virus corona.
"Karena papah aku parnoan, akhirnya swab dan hasilnya positif," ujar Cinta.
Mendengar hasil uji kesehatan orangtuanya, Cinta mengaku kaget dan sedih. Ia terkejut karena tidak lagi bisa melihat kedua orangtuanya dalam waktu yang dekat. Dalam waktu singkat, mbaknya juga menurun kondisi kesehatannya. Akhirnya, dia tinggal di rumah itu hanya bersama dengan Nino dan satu mbak lainnya. Dalam posisi itu, Cinta merasa berperan seperti orangtuanya.
Baca Juga:Jalani Swab Test, Uya Kuya Mendadak Pingsan
Sebagai anak tertua, ia yang memiliki kewajiban untuk mengeluarkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup dan menyemprot desinfektan. Tiga hari kemudian, mbak yang tinggal bersama mereka kondisi kesehatannya memburuk. Sementara kedua orangtuanya dilarikan ke rumah sakit. Setiap kali melakukan panggilan video dan melihat wajah kuyu orangtuanya, hal itu sangat menyentuh hati Cinta.
Cinta lantas mengirimkan surat kepada orangtuanya, berisi gambar wajah Uya Kuya, Astrid dan Nino. Biasanya, setiap ada hal yang terjadi ibunya selalu menemani. Namun, dengan kondisi tersebut, Cinta merasa tidak memiliki petunjuk apa yang harus dilakukan. Ia hanya tinggal bersama adik laki-lakinya saja. Dalam kondisi itu, ia merasakan bagaimana membersihkan rumah sendiri dan menjalankan tugas kedua mbaknya.
"Disitu tiba-tiba Nino panas. Disitu gue bener-bener jagain adek gue," ujar Cinta.
Tetap merawat adiknya, Cinta sebisa mungkin menjaga jarak. Mereka lantas melakukan uji swab bersamaan dengan dua mbaknya di ruangan yang berbeda. Hasilnya, kedua mbak yang biasa membantunya positif covid-19 begitu juga dengan adiknya Nino. Menerima kabar itu, Cinta seolah kehilangan isi pikirannya. Ia ingin sekali mengeluarkan unek-uneknya hingga akhirnya berteriak dari lantai 30 gedung apartemennya.
Ia merasa semua musibah yang menimpa keluarganya adalah salahnya. Di sisi lain, ia juga bersyukur karena sampai saat ini dirinya masih dinyatakan negatif. Merasa kesepian, adiknya dinyatakan positif membuat Cinta sakit hati. Mantan pesulap cilik ini juga sampai tidak bisa tidur. Hal yang membuatnya tenang adalah mendirikan salat. Satu momen yang membuatnya jatuh terpuruk, saat beberapa hari ayahnya tidak menelpon.
Baca Juga:Tak Peduli Ocehan Orang, Cara Uya Kuya Jaga Eksistensi
Seteah diceritakan rupanya saat itu Uya tengah dalam kondisi terendah, bahkan merasa antara hidup dan mati. Menurut Cinta, ibunya adalah wanita yang luar biasa hebat karena pasti mengkhawatirkan suami dan kedua anaknya. Sebelumnya, setiap kali orangtuanya jatuh sakit Cinta selalu ingin menemani. Namun, dalam kondisi itu ia sama sekali tidak bisa mendampingin kedua orangtuanya.
"Bukan cuma gue doang, tapi hati gue juga gelap. Kaya yang bener-bener jatuh gue, dan sebisa mungkin tiap mereka telpon gue berusaha gak apa-apa," kata Cinta.
Pada 2 Februari 2021 lalu, Cinta tepat menginjak usia 17 tahun. Paradigma yang beredar, bahwa seorang gadis yang menginjak usia tersebut harus dirayakan besar-besaran. Sementara saat itu, jangakan merayakan pesta ulang tahun secara mewah, Cinta bahkan tidak bisa bertemu keluarganya. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke McD dengan menggunakan gaun dan makan di dalam mobil.
Meskipun sederhana, ia merasa lebih tenang dan bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan dalam hidup. Sebelum ulang tahun, ibunya sempat dinyatakan negatif covid-19. Meskipun hanya bisa merayakan ulang tahun melalui panggilan video. Namun, kabar mengejutkan datang pada tanggal 2 Februari ketika ibunya kembali menjalankan swab dan hasilnya adalah positif. Dalam hal itu, Cinta merasa bingung dan kehilangan arah.
Dengar cerita Cinta selengkapnya DISINI
Uya Kuya sendiri melakukan panggilan video berderai air mata. Sebab, Uya sangat ingin merayakan ulang tahun ke 17 putrinya bersama-sama. Mencoba menjalani hidup, Cinta mencari hal-hal baru yang menyegarkan dirinya. Dengan usia baru, ia tidak ingin menangis dan terpuruk. Ia memilih untuk membuat KTP dan SIM sendiri. Hingga akhirnya keluarganya dinyatakan negatif, begitu juga dengan dua mbaknya.
"Sampai gue gak bisa nangis karena terlalu bahagia. Gue seneng ini bingung bisa ngobrol lagi," terang Cinta.
Selama satu bulan menjalani hidup sendirian, Cinta bahagia ketika keluarganya dinyatakan negatif. Baginya, itu adalah kado terindah yang diberikan Tuhan meskipun tidak bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Merasa dirinya sudah mandiri, namun ketika mendapatkan ujian itu ia merasakan susahnya hidup seorang diri. Ia berterimakasih kepada Tuhan atas semua ujian yang diberikan.
Cinta tidak menyangka, ia bisa melalui semua masa-masa tersebut. Ia seolah kembali diingatkan jika manusia hanya bisa berencana sementara semuanya bergantung pada kehendak Tuhan. terakhir, ia berpesan kepada warganet untuk tetap menggunakan masker dan mencuci tangan. Sebab, kedua orangtuanya yang sudah taat protokol kesehatan masih tetap terpapar covid-19 dan itu bukanlah hal yang sederhana.
Sejak diunggah Minggu (14/2/2021), video cerita Cinta yang hidup seorang diri selama sebulan sudah ditonton lebih dari 500 ribu kali. Ada 34 ribu pengguna YouTube yang ikut menekan tanda suka. Selain itu, ada seribu lebih komentar yang diberikan warganet. Banyak yang memberikan dukungan untuk Cinta agar gadis berambut pendek itu bisa menjalani hari-harinya dan keluarganya segera pulih dari sakit.