![Baterai lithium ion bikinan Tesla yang berkapasitas 100 megawatt sudah mulai beroperasi di Australia Selatan dan akan menyediakan listrik bagi 30.000 rumah di kawasan itu. [AFP/Neoen]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/12/01/27995-tesla-baterai.jpg)
Teknologi yang ditawarkan oleh Tesla Inc menurutnya berbeda dengan teknologi yang ditawarkan CATL dan LG.
Dia juga mengungkapkan, Tesla kemungkinan akan melakukan investasi untuk energy storage system (ESS).
ESS ini seperti ‘power bank‘ dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga puluhan mega watt, bahkan hingga 100 MW.
Mengingat Indonesia kaya akan sumber daya, Indonesia dipercaya oleh pihak Tesla dapat mengembangkan energi baru terbarukan dengan teknologi ESS ini.
Baca Juga:Terpilih Secara Aklamasi, Luhut Binsar Pandjaitan Resmi Jadi Ketum PB PASI
"Mereka sampaikan pada kita bahwa mereka dari sisi permintaan dengan negara lain sudah sangat tinggi, tapi suplai ESS tidak banyak. Mau kerja sama dengan Indonesia dengan negara kepulauan potensi EBT mereka bisa kombinasikan teknologi ESS di Indonesia," pungkasnya.