Warganet Sebut Luhut Gagal Usai India Umumkan Pabrik Baru untuk Tesla

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengabarkan Tesla akan investasi besar-besaran di Indonesia.

Galih Priatmojo
Kamis, 18 Februari 2021 | 10:16 WIB
Warganet Sebut Luhut Gagal Usai India Umumkan Pabrik Baru untuk Tesla
Ilustrasi Luhut Binsar Panjaitan. (Suara.com/Ema Rohima)

Lalu, apakah dengan dibangunnya pabrik Tesla Inc di India menyebabkan batalnya rencana kerja sama Indonesia dan Tesla?

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto memberi tanggapan meski tak secara mendetail.

"Maaf, saya ada non-disclosure agreement (perjanjian tidak boleh diungkapkan ke publik). Tidak bisa disclose (ungkapkan) apa-apa," ujar Seto.

Seto sebelumnya pernah mengungkapkan perihal investasi yang akan dilakukan oleh Tesla Inc di Indonesia.

Baca Juga:Terpilih Secara Aklamasi, Luhut Binsar Pandjaitan Resmi Jadi Ketum PB PASI

Seto berpendapat bahwa proposal rencana investasi yang ditawarkan Tesla berbeda dengan calon mitra yang lain, yakni perusahaan asal China, CATL, dan perusahaan asal Korea Selatan, LG.

Baterai lithium ion bikinan Tesla yang berkapasitas 100 megawatt sudah mulai beroperasi di Australia Selatan dan akan menyediakan listrik bagi 30.000 rumah di kawasan itu. [AFP/Neoen]
Baterai lithium ion bikinan Tesla yang berkapasitas 100 megawatt sudah mulai beroperasi di Australia Selatan dan akan menyediakan listrik bagi 30.000 rumah di kawasan itu. [AFP/Neoen]

Teknologi yang ditawarkan oleh Tesla Inc menurutnya berbeda dengan teknologi yang ditawarkan CATL dan LG.

Dia juga mengungkapkan, Tesla kemungkinan akan melakukan investasi untuk energy storage system (ESS).

ESS ini seperti ‘power bank‘ dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga puluhan mega watt, bahkan hingga 100 MW.

Mengingat Indonesia kaya akan sumber daya, Indonesia dipercaya oleh pihak Tesla dapat mengembangkan energi baru terbarukan dengan teknologi ESS ini.

Baca Juga:Luhut Binsar Pandjaitan Resmi Pimpin PB PASI Periode 2021-2025

"Mereka sampaikan pada kita bahwa mereka dari sisi permintaan dengan negara lain sudah sangat tinggi, tapi suplai ESS tidak banyak. Mau kerja sama dengan Indonesia dengan negara kepulauan potensi EBT mereka bisa kombinasikan teknologi ESS di Indonesia," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak