Dari Ibu Rumah Tangga Nganggur Jadi Punya Penghasilan: Kisah Nyata Progam MBG di Lumajang

Program Makan Bergizi Prabowo di Lumajang bangkitkan ekonomi warga, ciptakan lapangan kerja. Bupati jadi 'konduktor' awasi kualitas.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:05 WIB
Dari Ibu Rumah Tangga Nganggur Jadi Punya Penghasilan: Kisah Nyata Progam MBG di Lumajang
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang. [Dok BGN]
Baca 10 detik
  • Program Makan Bergizi (MBG) Presiden Prabowo di Lumajang menciptakan dampak ekonomi signifikan bagi ibu rumah tangga setempat.
  • Kepala daerah kini menjadi konduktor utama program MBG, memiliki kewenangan mengawasi kualitas dan menutup dapur bermasalah.
  • Pemerintah meyakini MBG menciptakan efek pengganda ekonomi (multiplier effect) yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

SuaraJogja.id - Program Makan Bergizi (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampak nyatanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tak hanya soal pemenuhan gizi anak sekolah dan ibu hamil, program ini sukses menjadi denyut nadi baru bagi perekonomian warga di lereng Gunung Semeru, terutama bagi para ibu rumah tangga.

Kisah haru ini terungkap dari pengakuan Bupati Lumajang, Indah Amperawati. Dengan mata berkaca-kaca, ia menceritakan bagaimana program MBG membuka pintu rezeki bagi warganya yang sebelumnya kesulitan mencari pekerjaan. Ibu-ibu yang biasanya hanya berdiam di rumah, kini memiliki penghasilan tambahan yang signifikan.

“Wah, enak saiki bunda… Wuu, aku saiki wis entuk kerjoan, ngupas bawang saja 100 ribu, Begitu, Bu… Betapa bahagianya… Saya itu, gimana, ya… Saya kasihan, tapi juga senang. Karena itu, jangan khianati program ini. Saya minta tolong, jangan khianati. Ini program yang bagus… Ini program yang mulia… Belum lagi tukang jual tempe, tukang jual tahu, yang biasanya laku, yaa berapa, sekarang sudah banyak…,” kata Bupati Indah dalam acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG, di Lumajang, Sabtu (13/12/2025).

Efek domino ekonomi ini sejalan dengan cetak biru program MBG yang dirancang Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya tidak hanya memberi makan, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian dari level paling bawah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Baca Juga:Buntut Keracunan Siswa, Pemkab Bantul Panggil Seluruh SPPG Cegah Insiden Serupa

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan bahwa kisah dari Lumajang adalah bukti konkret dari multiplier effect yang luar biasa dari program ini.

Menurutnya, banyak pihak yang hanya melihat program ini sebagai proyek bagi-bagi kue, tanpa memahami dampak ekonomi riil yang tercipta.

“Mereka melihat ini hanya pembagian kue, tapi tidak melihat multiplier effect yang diciptakan. Mereka akan melihat nanti enam bulan lagi mungkin, setelah semua, berapa pertumbuhan yang akan terjadi di Indonesia dari dampak dari makan bergizi gratis,” ujar Nanik.

Pemerintah optimistis, jika program ini berjalan lancar di seluruh Indonesia, target pertumbuhan ekonomi 7 hingga 8 persen bukan lagi angan-angan.

Nanik bahkan menceritakan diskusi dengan Yayasan Rockefeller yang memproyeksikan multiplier effect program semacam ini bisa mencapai 75 persen, sebuah angka yang akan memicu pertumbuhan ekonomi dahsyat.

Baca Juga:DIY Percepat Program Makan Bergizi Gratis: Regulasi Bermasalah, Relawan Jadi Sorotan

Bupati Kini Jadi 'Konduktor' Pengawas Kualitas Makanan

Untuk memastikan program ini berjalan mulus dan berkualitas, pemerintah pusat memberikan kewenangan penuh kepada kepala daerah.

Bupati dan Walikota kini tak lagi hanya menjadi penonton, melainkan 'konduktor' dan 'arranger' utama pelaksanaan MBG di wilayahnya.

“Sekarang BGN tidak lagi jalan sendiri. Di daerah, yang menjadi conductornya, yang menjadi arangernya adalah Ibu Bupati di Lumajang ini. Jadi Ibu bisa menghentikan dapur, dengan memberitahu ke kanan kiri, merekomendasikan ini harus diberhentikan," tegas Nanik Sudaryati Deyang.

Kewenangan baru ini disambut baik oleh Bupati Indah Amperawati, yang sebelumnya sempat merasa tidak dilibatkan penuh. Ia bahkan proaktif membuka kanal aduan via WhatsApp bagi warga. Hasilnya, laporan langsung ditindaklanjuti, seperti saat ditemukan ulat dalam makanan siswa.

“Saya bebaskan kepada semua siswa penerimakah, guru kah, boleh langsung WA ke saya... Akhirnya sejak itu ada yang ngirim makanan di ompreng, ulernya jalan, Lalu saya WA yayasannya, mitranya,… Saya bilang, ini kalau tidak saya tahan-tahan ini bisa viral ke mana-mana,” ungkap Bupati Indah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak