- SPPG di Bantul dipanggil oleh Bupati Bantul
- Hal itu berawal dari kasus keracunan MBG yang terjadi di Bantul
- Evaluasi besar-besaran dilakukan di Bantul
SuaraJogja.id - Pemkab Bantul, akan memanggil seluruh pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas adanya laporan dugaan keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa di wilayah Kecamatan Jetis setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
"Program Makan Bergizi Gratis ini perlu terus kita evaluasi dan awasi. Kita harus mencari tahu penyebab pastinya, sehingga kami akan menggelar rapat bersama seluruh penanggung jawab SPPG di Bantul," ujar Abdul Halim, Selasa (4/11/2025).
Ia menargetkan pertemuan evaluasi dengan para pengelola SPPG akan dilakukan dalam waktu dekat untuk membahas berbagai kendala di lapangan serta mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang.
Baca Juga:DIY Percepat Program Makan Bergizi Gratis: Regulasi Bermasalah, Relawan Jadi Sorotan
"Semua penanggung jawab SPPG akan kita tanyai satu per satu terkait permasalahan yang dihadapi. Kita ingin tahu kenapa laporan keracunan masih saja terjadi," lanjutnya.
Kata Halim, kasus dugaan keracunan tersebut tidak mencerminkan kondisi keseluruhan program MBG di Bantul, melainkan hanya terjadi pada beberapa lokasi tertentu.
"Ini bisa dikatakan sebagai insiden, tapi karena menyangkut kesehatan anak-anak, tentu harus segera kita cari akar masalahnya agar tidak terulang," tegasnya.
Sementara itu, terkait laporan dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa di salah satu SMA Negeri di Jetis pada Jumat (31/10/2025), Bupati memastikan pihak terkait telah melakukan asesmen dan tidak ada korban yang perlu menjalani perawatan inap.
"Alhamdulillah, hasil asesmen menunjukkan tidak ada siswa yang dirawat inap. Meski daya tahan tubuh mereka kuat, kita tetap harus melakukan langkah pencegahan agar kasus keracunan tidak terjadi lagi," sebut dia.
Baca Juga:Dibalik Keindahan Batik Giriloyo: Ancaman Bahan Kimia dan Solusi Para Perempuan Pembatik