SuaraJogja.id - Pelaku pelecehan seksual, khususnya begal payudara, kembali terjadi di Yogyakarta. Lebih miris lagi, aksi tak terpuji yang terjadi di kawasan Condongcatur, Sleman kali ini dilakukan saat keadaan sekitar masih ramai.
Aksi bejat ini menjadi perhatian warganet setelah dicuitkan oleh pemilik akun Twitter Cat**** pada Kamis (11/3/2021) lalu. Saat dimintai konfirmasi, pemilik akun tersebut, yang berinisial MCR (28), menceritakan peristiwa yang dialaminya.
"Jadi waktu itu sekitar hari Kamis (11/3/2021) malam itu sekitar jam 22.00 WIB, keluar kosan mau cari minum," kata MCR kepada awak media, Senin (15/3/2021).
Insiden itu terjadi di daerah sekitar utara Terminal Condongcatur, tepatnya di perempatan jalan yang kondisinya saat itu masih ramai orang.
Baca Juga:Diduga Kena Begal Payudara, Akun Ini Minta Waspada Lewat Condongcatur
"Cuma mau keluar gitu aja, kan saya enggak ada motor. Waktu itu galon saya abis. Ya udah saya jalan ke warung sendirian. Nah, warung-warung yang bukanya sampai malem itu ya di sekitar situ," ucapnya.
Dalam perjalanannya tersebut, sekitar pukul 22.00-22.30 WIB, tiba-tiba seorang pengendara sepeda motor mendekatinya. Ketika pada posisi itulah ia mengalami pelecehan seksual dari begal payudara.
"Saat jalan kaki tiba-tiba ada orang naik motor mepetin saya gitu. Terus tahu-tahu begal payudara. Waktu itu saya semacam syok dan misuh-misuh [mengumpat] gitu doang sih. Terus saya putar balik coba cari tempat ramai atau warung yang ramai gitu," ujarnya.
Namun nahas, ternyata aksi tercela itu tidak berhenti di situ. Ketika korban sudah berada di depan angkringan, yang notabene masih ramai orang, ternyata pelaku juga masih mengikutinya.
"Kan udah lari tuh, saya puter balik ternyata orangnya ngikutin. Terus begal payudara kedua kalinya, orang yang sama," imbuhnya.
Baca Juga:Hari Perempuan Sedunia, Lawan Pelecehan Seksual di Ruang Publik
Ketika ditanya mengenai ciri-ciri pelaku, ia mengaku tidak melihatnya dengan jelas. Pasalnya, kejadian tersebut berlangsung dengan cepat dan kondisi gelap di malam hari.
"Saya cuma lihat pakai helm full face terus pakai baju enggak tau bomber atau parasut, pokoknya yang ngembang gitu warnanya krem. Terus saya enggak tahu juga itu bapak-bapak atau anak muda, enggak kelihatan," terangnya.
Ia juga tidak bisa mengidentifikasi kendaraan yang digunakan pelaku saat itu. Sebab, suara yang dihasilkan dari knalpot sepeda motor tersebut berbeda dari aslinya.
"Suara knalpotnya beda, mungkin diganti ya. Cuma inget suaranya agak beda, lebih kenceng gitu ya, tapi ya kurang tahu juga mungkin karena saya syok juga. Jadi seinget saya saja pelatnya tengah-tengahnya saya enggak lihat jelas, tapi AB dan belakangnya TI gitu," sebutnya.
MCR tidak tinggal diam begitu saja setelah kejadian tersebut. Keesokan paginya, ia mencoba mencari CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Namun, usaha itu belum membuahkan hasil. Dari sekian banyak CCTV yang terpasang di warung, minimarket, hingga kot eksklusif, semuanya tidak ada yang langsung menghadap ke jalan. Semua CCTV itu hanya memantau tempat mereka masing-masing.
Hingga kini, ia masih mencoba mencari berbagai solusi agar bisa melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Namun tidak dipungkiri, peristiwa tidak terpuji tersebut masih meninggalkan rasa trauma di benaknya.
Bahkan ia juga sempat dilarikan ke IGD dua hari pascakejadian tersebut karena ia tidak bernafsu makan, sehingga asam lambung naik.
"Saya mau lapor polisi juga masih yang, "sek [nanti dulu] belum tenang." Mau menenangkan diri dulu. Nanti aku mencoba cari cara," tuturnya.
Menurutnya, sebelum kejadian begal payudara yang menimpa dirinya tersebut, ia masih merasa aman ketika mencari makan atau pulang kerja larut malam di daerah itu. Namun setelah kejadian tersebut, ia masih berusaha terus menghilangkan traumanya.
"Saya baru keluar rumah hari ini. Masih ada rasa trauma. Tadi saya sudah siap-siap mau berangkat ke kantor jam 09.00 WIB. Udah jalan keluar, tapi puter balik lagi, kok takut ya. Akhirnya disemangatin sama temen saya," ucapnya.
Perempuan asal Jakarta yang sudah cukup lama tinggal di Jogja itu menyebutkan, pakaian bukan menjadi hal yang seharusnya dipersoalkan dalam kejadian pelecehan seksual. Justru tindakan pelaku yang nekat berbuat asusila tersebut yang harus disalahkan.
Ia berharap, dengan kejadian yang menimpanya ini, semua orang, baik perempuan atau laki-laki, bisa lebih waspada. Menurutnya, orang yang sudah berniat jahat tidak akan memperhatikan keadaan.
"Bahkan pelaku pelecehan seksual sekarang enggak lihat pakaian. Jadi buat temen-temen, kalau ada korban pelecehan seksual, tolong jangan dilihat pakaiannya apa, tapi lebih dikasih support mental gitu. Pesannya enggak usah takut, tapi waspada," pungkasnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Depok Timu Kompol Suhadi membenarkan belum adanya laporan yang masuk terkait dengan kejadian begal payudara di daerah Condongcatur tersebut.
"Tidak ada [laporan] sampai saat ini," katanya.