"Kita minta dukungan dari pemerintah. Supaya, kami bisa hidup bisa bertahan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Deddy menerangkan bahwa demi mempermudah syarat-syarat kedatangan wisatawan ke DIY, pihaknya melakukan beberapa cara tanpa mengurangi penerapan protokol kesehatan. Salah satunya dengan menerima wisatawan dengan surat keterangan bebas Covid-19 hasil tes GeNose.
"Kalau surat tes rapid antigen masih diberlakukan, tapi sekarang GeNose pun kita terima. Sekarang sudah bisa yang jelas untuk wisatawan itu lebih murah," terangnya.
Bahkan pihaknya juga mengatakan, untuk wisatawan yang sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dan bisa menyertakan sertifikatnya, maka mereka diperbolehkan untuk melanjutkan kegiatan di Yogyakarta khususnya di hotel tempatnya menginap.
Baca Juga:Hotel di Jogja Terdampak Pandemi Covid-19, Nur Dirumahkan Tanpa Kejelasan
"Kemudahan dari pemerintah yang seperti itu. Sekarang yang paling penting adalah protokol kesehatan itu bisa berjalan dengan adaptasi ini ya. Kita kan ngga tahu ini Covid-19 ini akan berakhir tapi kitakan juga harus bertahan ekonomi," tegasnya.
Disebutkan Deddy bahwa wisatawan yang datang ke Jogja masih didominasi dari dalam pulau saja. Mulai yang paling tinggi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dispar DIY Singgih Rahardjo menyatakan bahwa momeb liburan long weekend memang meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Hal tersebut dimaknai sebagai tumbuhnya kembali tingkat kepercayaan dari masyarakat dan pengelola wisata.
"Saya pantau dari aplikasi visiting Jogja memang ada kenaikan ya. Isra Miraj pada tanggal 11 Maret 2021 itu tercatat 27.000 orang. Terus yang di hari minggu kemarin itu 31.000 lebih sedikit," kata Singgih.
Padahal sebelumnya, rata-rata kunjungan per hari di DIY hanya berkisar di angka 3.000-7.000 orang saja. Maka, kata Singgih, dua hari pada momen libur panjang kemarin menyumbang kunjungan tertinggi selama tahun 2021 ini.
Baca Juga:10 Hotel di Jogja yang Nyaman dan Aesthetic dengan Harga di Bawah Rp350.000
"Ini saya kira kok kepercayaan diri dari masyarakat dan pengelola semakin baik. Artinya mungkin yang sudah vaksinasi semakin banyak. Ya kemudian dari sisi mereka sudah teralalu lama di rumah dan perlu refreshing. Yang penting kesadaran masyarakat atau budaya masyarakat menerapkan prokes sudah semakin bagus," pungkasnya.