SuaraJogja.id - Butet Kartaredjasa membagikan momen ketika berada di Jalan Nitipuran, Jogja dekat dengan kawasan Kadipiro. Alasan dirinya berada di tempat tersebut adalah untuk mengunjungi kedai angkringan milik seorang pria bernama Yudi, seniman pencipta lagu "Vaksin untuk Negeri".
Anak seniman Bagong Kussudiarja ini menceritakan bahwa hari itu Yudi tengah berbahagia sebab lagu ciptaannya digunakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk diputar di setiap kunjungan presiden dalam rangka meninjau pemberian vaksin oleh pemerintah.
"Dia buka kedainya setiap jam 6 pagi sampai jam 3 atau 4 sore. Dia buka angkringan bukan karena pandemi. Itulah ikhtiar dia sebagai seniman untuk membangun basis ekonomi," ujar Butet.
Ditemui di sela-sela melayani pembeli, Yudi mengaku bangga lagunya digunakan pemerintah. Sebagai pedagang angkringan, ia merasa senang bisa ikut memberikan kontribusi kecil untuk program vaksinasi masyarakat.
Baca Juga:Jokowi Duduk Bareng Nietzche, Butet: Semoga Bisa konsisten Berbuat Benar
Dalam video yang diunggah Butet di kanal YouTube-nya tersebut, turut diputarkan lagu karangan Yudi. Sebelumnya, Yudi juga sempat membuat lagu berjudul "Protokol Kesehatan". Kemudian saat Butet berkunjung ke tempat jualannya, Yudi menceritakan mengenai lagu berjudul "Vaksin untuk Negeri", yang memiliki sedikit sentuhan Melayu.
"Saya punya waktu tiga hari untuk membuat lagu itu. Tidak seperti yang "Protokol Kesehatan". Itu cuma 20 menit," cerita Yudi.
Lagu tersebut diputar secara langsung di depan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Padepokan Seni Bagong Kussudiardja pada pemberian vaksin untuk seniman beberapa waktu lalu. Yudi menceritakan bahwa ia membuat lagu tersebut lantaran rasa prihatin.
Ia juga berharap agar semua orang mau divaksin dan pandemi segera berakhir, terutama saat ini ia punya anak yang masih tergolong usia sekolah. Melihat anaknya, ia ingin agar siswa sekolah bisa kembali belajar bersama tanpa ada rasa khawatir mengenai virus dan sebagainya. Hal tersebut bisa diwujudkan jika masyarakat saling menjaga.
"Saya bisanya seperti itulah, bikin lagu. Bersama teman-teman Sinten Remen kita garap bersamalah," ujar Yudi.
Baca Juga:Heboh Tarian Petruk Sambut Jokowi, Rizal Ramli: Butet Sudah Jahil Lagi
Ia membuat lagu sembari menjaga warung angkringannya. Karenanya, ia sempat diprotes rekannya karena menulis lagu di atas kertas yang biasa digunakan membungkus nasi kucing. Saat berkunjung ke angkringan Yudi, Butet ikut menjajal nasi kucing dan lauk pauk yang disediakan di tempat tersebut.
Butet menceritakan, nasi kucing tersebut adalah makanan sederhana khas orang Jogja selain gudeg. Angkringan Yudi juga menyediakan makanan ringan lainnya serta berbagai minuman sachet. Nasi kucing dijual Rp1.500 per porsinya. Sementara, lauk pelengkap dijual antara Rp500 sampai Rp3.000.
Yudi melanjutkan, lagunya tersebut sekaligus digunakan untuk membayar utang kepada mendiang Djaduk Ferianto, adik Butet yang sempat mengajaknya membuat album untuk Sinten Remen.
"Dalam rangka membayar utang saya kepada Pak Djaduk karena sebelum wafat beliau makan disini tiga kali," ujar Yudi.
Butet sendiri senang karena kelompok musik tersebut mewarisi api dan energi dari adiknya yang sudah berpulang lebih awal.
Sejak diunggah pada Jumat (19/3/2021), video berdurasi sebelas menit tersebut sudah ditonton lebih dari 5.000 pengguna YouTube. Ada 300 lainnya yang menekan tanda suka. Di akhir video, ikut diputarkan lagu karangan Yudi beserta video pelaksanaan vaksin untuk berbagai elemen masyarakat.
Tonton video lengkapnya DI SINI