SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan panas guguran tetapi lava dari puncak Merapi masih terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 6 jam pada Rabu (28/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, teramati sejumlah guguran lava yang keluar dari puncak Merapi. Jarak maksimum luncuran tersebut mencapai 800 meter ke arah barat daya.
"Teramati 2 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 m ke arah barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangannya, Rabu (28/4/2021).
Dalam periode pengamatan yang sama asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Berjarak 1.800 Meter
Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi dalam periode pengamatan 6 jam tersebut. Terdapat kegempaan guguran yang tercatat berjumlah 35 kali, lalu ada hembusan sejumlah 2 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 8 kali.
Sementara itu untuk pengamatan periode sebelumnya selama 24 jam atau tepatnya pada Selasa (27/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, Gunung Merapi juga terlihat mengeluarkan lava. Sedangkan visual Gunung Merapi terlihat dengan asap kawah yang cukup tebal.
"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah," ucapnya.
Sementara itu untuk guguran lava yang terjadi dari puncak Gunung Merapi. Luncuran itu masih juga teramati menuju ke arah barat daya.
"Teramati 2 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 m ke arah barat daya," imbuhnya.
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan Lagi Awan Panas Sejauh 2 Km, Tinggi Kolom 300 Meter
Sedangkan untuk kegempaan cukup banyak jenis kegempaan yang terjadi dalam periode pengamatan tersebut.
Di antaranya ada 111 kali terjadi kegempaan guguran, untuk hembusan sejumlah 4 kali. Lalu ada juga hybrid atau fase banyak yakni 17 kali, vulkanik dangkal sejumlah 3 kali dan tektonik jauh yakni berjumlah 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.