Paving Block Limbah Plastik, Peneliti: Kekuatan Maksimal Semen Jadi Minimal

Tri menuturkan telah mengecek dan membuktikan lebih jauh hasil produknya tersebut ke beberapa orang.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 01 Mei 2021 | 12:45 WIB
Paving Block Limbah Plastik, Peneliti: Kekuatan Maksimal Semen Jadi Minimal
Proses pembuatan paving block memanfaatkan limbah plastik yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Desaku di Purwomartani, Kalasan, Sleman, Jumat (30/4/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Kendati begitu, pihaknya punya tujuan ke depan bahwa teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat luas. Termasuk untuk solusi sampah plastik yang benar-benar ampuh dan tidak hanya menunda masalah.

Selanjutnya juga diharapkan dalam waktu dekat ini ada dukungan untuk pengembangan mesin produksi. Dalam artian pengembangan mesin dengan sistem yang sudah terintegrasi.

"Ya ke depan harapannya tentu teknologi ini bisa dimanfaatkan dan manfaatnya dirasakan orang banyak. Tidak hanya orang kota tapi juga orang desa. Artinya bisa digunakan untuk jalan pertanian, jalan lingkungan dan sebagainya," harapnya.

Terlebih juga desa-desa yang mempunyai wisata atau berkonsep desa wisata. Dari sana bukan tidak mungkin akan banyak sampah plastik yang bisa dimanfaatkan.

Baca Juga:Lebih Kuat dan Awet, Segini Harga Paving Block Bahan Dasar Limbah Plastik

Jika hal itu bisa dilakukan tentu saja lingkungan akan bersih dari sampah plastik, lingkungan terjaga dan tentu manfaat juga kembali lagi dirasakan oleh desa.

"Kami berhadap, daerah terendah itu bisa memanfaatkan dan merasakan. Desa ada sampah dikelola sendiri, diolah digunakan sendiri jadi muter. Kami pengennya menggandeng dari level bawah hingga ke atas tentu dengan mempertimbangkan kemampuan supplai alat plastiknya. Semoga ada respon dari baik pemerintah desa, daerah, dan lain-lain," ucapnya.

Tidak dipungkiri memang penelitian ini banyak dilakukan di Jakarta, namun kata Tri yang juga sebagai warga Jogja menilai Jogja itu menarik. Selain sebagai destinasi wisata juga banyak orang kreatif serta tentu dengan masalah sampahnya.

"Penelitian kami banyak di Jakarta. Tapi sebagai warga Jogja, Jogja itu kan menarik. Menariknya sebagai destinasi wisata, banyak orang kreatif dan pintar dan masalah sampah kita tahu, begitu TPA ditutup semua heboh. Jadi itu kita angkat dari Jogja dulu," tandasnya.

Baca Juga:Lembaga Penelitian Desaku Manfaatkan Limbah Plastik Gantikan Semen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak