SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, teramati juga awan panas guguran yang kembali muncul.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan bahwa dalam periode pengamatan selama 24 jam tepatnya Jumat (21/5/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati sejumlah awan panas guguran yang keluar dari Merapi. Semua luncuran wedhus gembel itu masih menuju ke arah barat daya.
"Teramati 5 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.100 - 2.000 meter mengarah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/5/2021).
Selain awan panas guguran yang kembali teramati. Luncuran lava dari puncak Gunung Merapi juga masih terus terjadi.
Baca Juga:Gunung Merapi 11 Kali Luncurkan Lava Pijar, Jarak Terjauh Capai 1 Kilometer
"Teramati 6 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter ke arah barat daya," ucapnya.
Tercatat juga sejumlah kegempaan dari Gunung Merapi dalam periode 24 jam tersebut. Di antaranya yakni kegempaan guguran sejumlah 159 kali, hembusan sejumlah 7 kali, ada pula low frekuensi sejumlah 1 kali.
"Tercatat juga kegempaan hybrid atau fase banyak sejumlah 10 kali, vulkanik dangkal sebanyak 2 kali dan tektonik jauh sejumlah 1 kali," imbuhnya.
Sementara itu dalam periode pengamatan terbaru tepatnya Sabtu (22/5/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, awan panas guguran sudah kembali terjadi.
Awan panas guguran pada Sabtu 22 Mei 2021 itu tepatnya terjadi pukul 00.18 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 42 mm dan durasi 130 detik.
Baca Juga:Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas Sejauh 800 Meter ke Arah Barat Daya
"Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1800 meter mengarah ke barat daya," ujarnya.
Dalam periode pengamatan 6 jam tersebut visual gunung terlihat jelas. Dengan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah.
Sedangkan untuk aktivitas kegempaan tercatat kegempaan guguran sejumlah 54 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 5 kali, hembusan 2 kali. Ada pula kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 3 kali dan tektonik jauh sejumlah 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.