"Honda Win itu hanya tahan 1 tahun karena mesinnya oplosan," ujarnya.
Usai menggunakan Honda Win, Sarmidi harus mengganti sepeda motornya menjadi Honda Supra keluaran tahun 2002. Selama lima tahun sepeda motor Honda Supra menemani perjalanannya menuju ke SD N Gunung Gambar.
Ia kemudian mengganti kendaraan dengan Jupiter MX di tahun 2006 hingga 2014 karena di 2014 itu pula ia mengganti sepeda motornya dengan Yamaha Vixion hingga kini.
"Setiap hari saya menghabiskan Pertamax Rp30 ribu untuk pulang pergi," tambahnya.
Baca Juga:Minta Guru SD Penyebar Hoaks Presiden Israel Disanksi Berat, PDIP: Biar Jera!
Sebagai konsekuensi jarak yang cukup jauh dan medan yang terjal serta berliku, beberapa spare part sepeda motornya memang cepat aus. Untuk ban sendiri ia harus menggantinya dengan perbandingan 2 kali ban belakang dan 1 kali ban depan.
Di musim hujan, ia harus mengganti ban belakang dalam kurun waktu 8 bulan. Sementara ketika musim kemarau, lelaki yang rambutnya hampir putih semua ini harus mengganti ban belakang motornya dalam kurun waktu 6 bulan lamanya.
"Kalau olie, 3 kali ganti dalam waktu 2 bulan," ungkapnya.
Sarmidi mengaku rela menempuh jarak yang cukup jauh hanya karena ingin menjaga orang tuanya yang sudah berusia lanjut. Lelaki ini lantas mengungkapkan orang tuanya sering jatuh sakit ketika dirinya memutuskan untuk tinggal di Gunungkidul.
Sarmidi mengungkapkan, dirinya pernah tinggal di Gunungkidul dekat tempatnya bekerja selama 3 tahun. Saat itu ada warga yang menawarkan rumahnya yang kosong untuk menjadi tempat tinggalnya. Namun saat itulah, kedua orang tuanya sering jatuh sakit sehingga ia memutuskan untuk pulang pergi dari rumahnya ke sekolah setiap hari.
Baca Juga:Terancam Sanksi, Guru SD di Jaksel Menyesal Sebar Hoaks Eks Presiden Israel
"Alhamdulillah. Sejak saya nglaju orang tua suda tidak sakit sakitan lagi," tambahnya.