Maka dari itu menurut Riris, upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah tadi perlu ditambah lagi yakni dengan restriksi mobilitas.
Riris menyebut kombinasi strategi 3M, 3T, restriksi mobilitas dan vaksinasi perlu dilakukan agar Covid-19 dapat dikendalikan.
"Apabila kita kesulitan menemukan kasus yang ada entah kapasitas diagnosis kita atau isolasi, karantina. Maka restriksi mobilitas menjadi cara paling efektif menghentikan sirkulasi virus di populasi," ungkapnya.
Riris turut menyoroti terkait dengan penerapan pembatasan wilayah administrasi skala mikro hingga ke RT atau RW. Ia menilai perlu pembatasan yang lebih luas lagi menyikapi kondisi saat ini.
Baca Juga:Penularan Covid-19 Varian Delta Sangat Cepat, Peningkatan Prokes Mutlak Dilakukan
Termasuk dengan pembatasan yang semestinya dilakukan ke skala epidemiologi. Mengingat penularan yang terjadi sudah berada di berbagai wilayah.
"Di WHO ada 3 level penularan di komunitas. Begitu meluas maka perlu menghentikan mobilitas di satuan epidemiologi," ujarnya.
Ditambahkan Riris, penularan yang terjadi selama ini justru terjadi di rumah. Sebab memang kemungkinan terpapar corona di rumah bukan hal yang mustahil.
Guna lebih memaksimalkan efek dari pengurangan atau penghentian transmisi virus itu. Maka menurut perhitungan diperlukan sekitar tiga minggu atau dua kali waktu periode infeksius untuk menjalankan restriksi mobilitas itu.
"Saat tidak melakukan penghentian mobilitas cukup lama dan transmisi belum selesai di rumah. Lalu mobilitas dilonggarkan pada saat itu juga transmisi meningkat. Hal ini yang menjadi perhatian kita," tandasnya.
Baca Juga:Jadi Biang Keladi Meroketnya Covid-19 di Indonesia, Varian Delta Bikin Vaksin Tak Efektif