Selain Penyekatan Jalan, Dishub Kota Jogja Lakukan Pemeriksaan Acak Warga Keluar Rumah

Hanya masyarakat yang bekerja atau memiliki kepentingan di sektor esensial dan kritikal saja yang diperbolehkan keluar rumah.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 11 Juli 2021 | 16:05 WIB
Selain Penyekatan Jalan, Dishub Kota Jogja Lakukan Pemeriksaan Acak Warga Keluar Rumah
Kepala Dishub Yogyakarta Agus Arif memberi keterangan, Senin (16/12/2019). - (SUARA/Baktora)

SuaraJogja.id - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho mengatakan terus melakukan pemeriksaan acak kepada masyarakat yang masih keluar rumah di masa PPKM Darurat di samping juga penyekatan beberapa ruas jalan, yang masih dilakukan.

"Sebenarnya kita itu [razia] sudah lakukan random ya, memang random, waktu dan tempatnya confidential [rahasia]," kata Agus kepada awak media, Minggu (11/7/2021).

Agus menjelaskan pemeriksaan itu untuk memastikan bahwa masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah selama PPKM Darurat. Hanya masyarakat yang bekerja atau memiliki kepentingan di sektor esensial dan kritikal saja yang diperbolehkan.

"Kalau untuk aktivitas yang di luar esensial dan kritikal itu yang kemungkinan akan dilakukan penertiban. Jadi ini simultan ini berjalannya, lalu lintas kita lakukan, activity-nya juga kita kendalikan," ujarnya.

Baca Juga:Pemkot Jogja Siapkan Bangunan Sekolah untuk Selter Isolasi Pasien Covid-19

Disebutkan Agus, pemeriksaan itu meliputi pemeriksaan kelengkapan persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Kemendagri atau Kemenhub. Terkhusus untuk pendatang dari luar daerah akan ditindaklanjuti juga dengan instruksi Gubernur maupun Wali Kota untuk putar balik.

Bukti seseorang telah melakukan atau menerima vaksinasi Covid-19 turut diperiksa oleh petugas. Tidak hanya secara manual tetapi masih dipastikan keasliannya menggunakan kode QR yang tercantum.

"Tadi malam ada 17 mobil yang kita putar balik. Ada yang plat daerah sini, plat R, AA, Jakarta ada satu tadi malam, tapi memang perjalanan katanya mau mampir ke kota Jogja. Karena tidak ada kepentingan yang kritikal dan esensial maka dengan segala hormat kami mohon untuk tidak masuk," ungkapnya.

Dari sisi lalu lintas Kota Yogyakarta sendiri, pihaknya juga terus melakukan penyekatan di sejumlah ruas jalan. Namun memanh tidak dipungkiri masihbada mobilitas masyarakat yang beraktivitas di wilayah Kota Jogja, termasuk dari sektor esensial dan kritikal.

"Sentral distrik-distriknya sudah terlokalisir tapi memang mobilitas masyarakat yang beraktivitas di kota di sektor esensial dan kritikal itu masih ada, contoh bank, telekomunikasi, kan sektor-sektor itu masih diperkenakan pelaksanaannya," tuturnya.

Baca Juga:Viral Foto Kondisi Tenda Darurat RSUP Dr Sardjito Banjir dan 4 Berita SuaraJogja

Agus menegaskan setidaknya sudah ada 10 ruas jalan di Kota Jogja yang dilakukan penyekatan selama 24 jam penuh. Ruas jalan itu tersebar di sejumlah wilayah termasuk juga ring satu di kawasan Tugu hingga Malioboro.

"Ada yang 24 jam dan hampir semua titik sudah kita lakukan 24 jam," imbuhnya.

Sejumlah titik penyekatan selama 24 jam di Kota Jogja itu di antaranya berada di simpang Wirobrajan dari arah masuk ke kota atau arah barat, lalu ada di Pingit dari arah utara, Jetis dari arah utara Monjali, serta Tugu.

Ada pula penyekatan di Gejayan dari arah timur, SGM dari arah timur, dan Rejowinangun. Ditambah dengan di daerah Mirota Kampus, Pojok Beteng Kulon, serta Taman Siswa.

"Jadi sudah 10 ruas jalan dari 14 jalan yang menjadi pintu masuk kota Jogja [dilakukan penyekatan]," terangnya.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan memang penyekatan di berbagai tempat di wilayahnya sudah cukup berdampak. Dalam artian kegiatan itu sudah bisa mengurangi mobilitas atau kepadatan masyarakat yang ada di Kota Jogja.

"Jadi ini kita sudah melakukan penyekatan di berbagai macam tempat dan sampai kepadatan masyarakat Kota Yogyakarta turun sampai 57 persen," ucap Heroe.

Namun Heroe tidak menampik bahwa pihaknya masih melihat banyak aktivitas masyarakat di daerah pinggir-pinggir kota. Guna terus menekan mobilitas tersebut maka pihaknya berfokus mendukung penyekatan yang dilakukan selama 24 jam.

"Masih kita lihat di pinggir-pinggir kota masih banyak aktivitas. Makanya kita ini sedang memfokuskan kepada pengetatan di beberapa penyekatan itu dengan 24 jam," tegasnya.

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak