SuaraJogja.id - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pembajun Setyaningastutie, mengatakan tracing dan testing Covid-19 yang terus meningkat, perlu dibarengi dengan penurunan angka kematian.
Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat semenjak 3 Juli 2021 menjadi saat dimana aktivitas 3T (tracing, testing, treatment) dan vaksinasi semakin digencarkan oleh pemerintah. Data menunjukkan kondisi beberapa wilayah semakin baik.
Salah satunya di DIY, yang mana per 8 Agustus terjadi penurunan kasus positif sebesar 56,3 persen. Hal tersebut menjadi sinyal bahwa Yogyakarta terus bekerja keras, baik dari sisi pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakatnya.
“Hal tersebut menjadi perhatian bagi kami, mengingat di DIY sendiri, angka kematian (fatality rate)-nya masih melebihi angka nasional,” terangnya, DIY, Senin (9/8/2021).
Baca Juga:Satpol PP DIY Gunakan Rp1,5 Miliar Danais untuk Pengadaan Ambulans di Wilayah Pantai
Pembajun berharap, vaksinasi semakin gencar dilaksanakan, baik mengenai ketersediaan stok vaksin begitu juga dengan pelaksanaannya. Per tanggal 8 Agustus, penerima vaksinasi dosis pertama telah mencapai 1.242.450 orang atau 43,15 persen. Sementara, cakupan vaksinasi dosis kedua telah menjangkau 477.149 orang atau 16,57 persen.
“Telah dimulai juga vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan sebanyak 2.474 orang atau 7,32 persen,” tambah Pembajun. Hal tersebut juga dibarengi dengan peningkatan tracing dan testing, dimana per 8 Agustus angka rasio mencapai 4,6 dari sejumlah 1.194 kasus konfirmasi dan 6.011 tracing-testing. Prosentase penggunaan metode PCR di DIY cukup tinggi mencapai 67,7 persen,”kata Pembajun.
Per 8 agustus, DIY sendiri mencatat penambahan kasus positif sebanyak 1.194 kasus baru, angka kesembuhan sebanyak 2.090 kasus baru, dan angka kematian sebanyak 51 kasus baru. Tren kasus konfirmasi positif mengalami penurunan selama PPKM Darurat sebesar 56,3 persen dari puncak kasus di tanggal 27 Juli, yaitu sebanyak 2.732 kasus baru.
Kemudian angka kesembuhan tertinggi dicapai pada 7 Agustus, yaitu sebanyak 2.116 pasien sembuh. Sedangkan untuk tingkat kematian, walaupun pada 27 Juli mencatat angka tertinggi sebanyak 104 kasus baru dan menurun per tanggal 8 Agustus dengan 51 kasus baru, namun tingkat kematian (fatality rate) DIY (3,01persen) masih berada di atas angka kematian nasional (2,92 persen).
Namun kondisi tersebut disayangkan oleh Pembajun masih belum merata di semua kabupaten/kota.
Baca Juga:Dukung Kartu Vaksin Syarat Akses Tempat Umum, GIPI DIY Minta Komitmen Pemerintah
“Di kabupaten Gunung Kidul penggunaan swab antigen masih lebih tinggi,” tambahnya.
Pembajun sendiri optimistis, karakter “gotong-royong” yang dimiliki masyarakat DIY dapat menjadi akselerator pemulihan pandemi. Namun pihaknya mengakui, menemui ganjalan dari sisi banyaknya informasi hoaks yang diterima oleh masyarakat.
“Informasi hoax, tidak akurat, serta tidak jelas kredibilitas sumbernya membuat masyarakat bimbang dan ketakutan,” ungkap Pembajun.
“Akibatnya masih ada yang ragu untuk lapor sehingga seharusnya dapat ditangani di rumah sakit atau dibawa untuk isolasi mandiri (Isoman) ke shelter,” terangnya lagi.
Per 8 Agustus, keterisian bed RS rujukan di DIY sendiri mengalami perbaikan, mencapai 74,38 persen meliputi BOR critical (ICU) 64,47 persen dan BOR isolasi 76,54 persen.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Rony Primanto mengatakan, hoaks menjadi hambatan dalam penanganan pandemi.
“Pandangan masyarakat tentang penanganan Covid menjadi banyak yang salah. Seperti tidak mau divaksin, jaga jarak, memakai masker menjadi satu masalah yang serius,”tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya semakin intens dalam mempublikasikan klarifikasi-klarifikasi terkait berita hoaks yang tersebar di tengah masyarakat.
“Selain lewat channel media sosial, kami juga berjejaring lewat whatsapp group-whatsapp group serta telegram yang ada untuk melakukan klarifikasi,”ujar Rony.
Rony mengungkapkan, program-program terkait sosialisasi serta edukasi Covid-19 saat ini terus ditingkatkan. Salah satunya mempromosikan program Jaga Warga. Saat ini, partisipasi warga juga meningkat, seperti mengirimkan obat-obatan, makanan, dan keperluan lainnya bagi warga yang sedang isoman.
Tidak hanya itu, Diskominfo juga semakin meningkatkan pemanfaatan teknologi digital untuk membantu kesejahteraan masyarakat, khususnya di tengah pandemi yang menghambat pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat, digitalisasi sangat penting, terutama bagi pelaku UMKM.
Diskominfo selain meningkatkan literasi digital, juga menggencarkan pemasangan wifi gratis dititik-titik yang selama secara koneksi sangat rendah.
“Saat ini ada sekitar 60 titik,” ujar Rony.
Masyarakat Yogyakarta sendiri, menurutnya, bukan masyarakat yang mudah menyerah.
“Seperti ketika terjadi bencana gempa dan gunung api meletus, kita dapat recovery lebih cepat. Oleh karena itu, karakter gotong royong tersebut sangat perlu untuk diingatkan kembali,” tambahnya.
Seperti dengan program Jaga Warga yang tidak hanya saling membantu secara fisik, tetapi juga membantu dengan cukup saling mengingatkan misalnya tentang prokes 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.