SuaraJogja.id - Bukit Dermo yang terletak di Padukuhan Nawungan, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul bakal jadi ikon baru pariwisata. Pasalnya, sejauh ini ikon wisata di Bumi Projotamansari adalah pantai.
"Untuk itu Bukit Dermo akan dijadikan ikon baru yang mengoptimalkan pemandangan alam berupa pertanian serta beberapa spot swafoto yang bisa dieksplor oleh pengunjung," ungkap Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Annihayah, Kamis (12/8/2021).
Annihayah menyampaikan, daya tariknya adalah water toren atau penampung air yang berbentuk lampu di mana pada malam hari lampunya akan nyala. Toren tersebut nantinya memiliki tiga fungsi.
"Ada tiga fungsi dari toren itu yakni gardu pandang, wadah menyimpan air, dan estetikanya untuk mendaki," paparnya.
Baca Juga:Satgas Covid-19 Tingkat Kalurahan di Bantul Mulai Ambil Oksigen Gratis
Fasilitas lainnya yang akan dibangun di Bukit Dermo meliputi kuliner, jogging track, pengembangan UMKM, makanan, produk kerajinan asli Bantul, panggung terbuka untuk pertunjukan, museum, dan food court.
Pihaknya telah mengajukan anggaran sebesar Rp23 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022. Jumlah anggaran yang diajukan itu baru setengah dari nilai Rencana Anggaran Biaya (RAB) Detail Engineering Design (DED) senilai Rp44 miliar.
"Pada 2022 itu juga akan dimulai pembangunannya. Tahap pertama pembangunan dimulai dengan pemadatan tanah, pintu masuk, tanda penunjuk arah, tempat parkir, dan bangunan utama. Target kami pada 2023 sudah selesai dikerjakan," katanya.
Dijelaskannya, pengembangan Bukit Dermo yang berdiri di atas Sultan Ground (SG) itu mencapai 27 hektare dari luas keseluruhan kawasan 35 hektare. Untuk bangunan utamanya sendiri akan dibangun di lahan seluas 2,7 hektare.
"Bangunan utamanya kurang lebih luasnya 2,7 hektare dari 27 hektare yang kami ajukan. Lahan sisanya akan didirikan spot pendukung berupa perkebunan buah-buahan seperti sirsak dan durian," ucapnya.
Baca Juga:Kabar Gembira, Warga Bantul Sudah Bisa Dapat Oksigen Gratis Layanan Dibuka 24 Jam
Namun demikian, pengembangan Bukit Dermo bukan tanpa kendala. Kendalanya ialah sumber air dan kontur tanahnya yang berbatu.
"Upaya yang kami lakukan terkait hal itu, kami akan meminimalisir belokan tajam," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul, Yus Warseno menjelaskan, Bukit Dermo akan menjadi kawasan agrowisata yang diinisiasi tanaman seperti kelengkeng, rambutan, alpukat. Sehingga nanti masyarakat bisa menikmati jual beli pertanian.
"Untuk itu kami berkolaborasi dengan Dispar supaya pembangunannya lebih cepat. Pemda DIY juga sudah mencanangkannya sebagai program premium untuk food estate serta wisata edukasi," imbuhnya.
Jajarannya akan melakukan sosialisasi dengan petani karena saat ini mereka yang menggarap lahannya. Nanti para petani akan dikumpulkan bagi lahan-lahan yang terdampak pembangunan.
"Tetapi kami tidak akan merugikan petani karena mereka yang mengelola," katanya.