Yatim Piatu, Rifky Anggota Paskibraka Gunungkidul yang Positif Covid-19 Isoman Sendirian

Rian meminta Disdikpora untuk memberikan perhatian khusus pada Rifky karena Rifky bisa dikatakan sebagai anak yatim piatu meski ibunya masih ada.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 13:47 WIB
Yatim Piatu, Rifky Anggota Paskibraka Gunungkidul yang Positif Covid-19 Isoman Sendirian
Alviansyah Arifky, salah satu anggota paskibraka Gunungkidul yang positif Covid-19, isoman sendirian karena yatim piatu. - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Alviansyah Arifky, anggota seorang anggota Paskibraka Gunungkidul di HUT Ke-76 Kemerdekaan RI, harus menjalani isolasi mandiri sendirian di rumah neneknya di Pedukuhan Kajar, Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Sebab, Alviansyah adalah anak yatim piatu.

Pelajar kelas 12 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wonosari ini menceritakan, selama bertugas menjadi pengibar bendera, semua anggota paskibraka sehat. Sebelum dikarantina selama 2 minggu, mereka sudah menjalani uji swab, dan semuanya dinyatakan negatif.

"Kami itu dites sebelum karantina, di tengah karantina, dan ketika akan pulang," ujarnya, Jumat (20/8/2021).

Selama karantina 2 minggu, semua anggota diberi makan 3 kali sehari, vitamin, dan obat untuk menjaga stamina. Selama itu pula mereka terus melakukan latihan dan diberi waktu istirahat yang cukup.

Baca Juga:Anggota Paskibraka Gunungkidul yang Terpapar Covid-19 Bertambah Jadi 23 Orang

Sebelum mereka mengikuti acara ramah tamah dengan bupati di rumah dinas bupati, ada dua orang di kamarnya yang mengaku pusing. Di kamar tersebut kebetulan berisi 11 orang, dan yang mengaku pusing dan meriang ada 2 orang.

"Kami mengira itu biasa, selepas tugas mengibarkan dan menurunkan bendera kan capek kepanasan, terus pusing dan meriang," paparnya.

Lalu ketika acara ramah tamah berlangsung, ada dua orang lagi yang mengaku pusing, sehingga total ada 4 orang dengan keluhan sama. Kemudian mereka dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan hingga akhirnya diketahui positif Covid-19.

Ia sendiri saat itu pulang karena tidak termasuk yang positif. Namun pada waktu tracing dinyatakan positif. Meski begitu, dirinya tidak mengalami gejala apa pun dan diminta untuk pulang menjalani isolasi mandiri.

Ketika di rumah, Rifky baru merasakan gejala, yaitu indra penciumnya sudah tidak bisa untuk membau. Selain itu, ia mengaku semuanya baik-baik saja dan tetap merasa sehat serta dapat beraktivitas biasa. Bahkan Jumat pagi ia bisa menjemur meja kursi dan juga selimut yang ia bawa saat karantina sebagai anggota paskibraka.

Baca Juga:Top 5 SuaraJogja: Kulon Progo Akan Sidangkan Kasus Perdagangan Anjing

Rifky mengaku, selama ini tinggal di sebuah pondok pesantren karena bapaknya belum lama meninggal, sementara ibunya, yang sudah bercerai dengan bapaknya, masih tinggal di Riau. Ia memang pindahan dari Riau mengikuti kedua orang tuanya.

"Lha karena positif ini saya isoman di rumah nenek sendiri," ujar dia.

Anggota DPRD Gunungkidul dari Partai Nasdem, Rian Eko Wibowo, mengaku prihatin dengan apa yang menimpa Rifky, terlebih Rifky harus tinggal sendirian selama isoman. Rifky adalah anak orang yang tidak mampu, dan untuk kebutuhan permakanan kebetulan tetangga kiri kanannya banyak yang baik.

Ia meminta Disdikpora untuk memberikan perhatian khusus pada Rifky karena Rifky bisa dikatakan sebagai anak yatim piatu meski ibunya masih ada. Sebab, ibunya menikah lagi dan tinggal di Riau. Rian berharap Disdikpora memenuhi kebutuhan hidup Rifky selama Karantina.

"Dia kan terpapar Covid-19 karena sedang tugas negara. Harus ada prioritas," katanya.

DPRD Gunungkidul Sesalkan Disdikpora

Wakil ketua DPRD Gunungkidul Suharno menyayangkan langkah Disdikpora yang memulangkan anggota paskibraka yang dinyatakan positif Covid-19. Seharusnya anggota paskibraka yang positif Covid-19 tidak perlu dipulangkan dan langsung menjalani isolasi di Shelter milik pemerintah.

"Kita kan punya Shelter di Wanagama dan Petir sana. Fasilitasnya mencukupi, kenapa dipulangkan," ujar politikus Nasdem ini.

Menurut Suharno, dengan tinggal di Shelter maka penanganannya akan lebih terjamin. Sehingga proses penyembuhannya bisa lebih cepat dan jika terjadi sesuatu bisa tertangani dengan cepat. Ketika melakukan isoman di rumah, maka Disdikpora dan Dinkes harus bertanggungjawab sepenuhnya.

"Lha ini Disdikpora belum ada respons dan belum ada yang berkunjung ke sini (rumah Rifky). Kalau besok belum berkunjung, akan kita panggil," tandasnya.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini