SuaraJogja.id - Hampir dua tahun, aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di DI Yogyakarta terhenti, meski sempat ada uji coba di sejumlah sekolah, Pemda DIY tegas menutup KBM karena ledakan Covid-19 yang terjadi pada Juli 2021 lalu.
Penerapan PPKM darurat pun dilakukan hingga pekan ke-4 Agustus saat ini. Sekolah-sekolah akhirnya menyelenggarakan KBM secara daring.
Tak sedikit pelajar yang kecewa. Harapan untuk bisa belajar tatap muka pupus karena kasus Covid-19 yang masih meningkat signifikan.
Pemkot Yogyakarta juga membuat kebijakan dan syarat untuk bisa membuka aktivitas di sekolah, seperti civitas sekolah sudah seluruhnya tervaksin dan juga adanya petugas khusus untuk memantau aktivitas belajar selama di sekolah.
Baca Juga:Daftar 10 Tempat Nongkrong di Jogja yang Tidak Boleh Dilewatkan
Bagi Raditya Taqwa, pelajar asal Jogja ini mengaku tak mudah untuk mendapatkan vaksin. Pasalnya berkali-kali mendaftar, dirinya selalu kehabisan stok.
Laki-laki 17 tahun itu menempuh pendidikan di Surakarta, Jawa Tengah. Berhubung pembelajaran sekolah digelar secara daring, dirinya memilih pulang ke Jogja dan belajar dari tempat tinggalnya.
"Iya sekolah saya di Surakarta semua siswa akhirnya belajar dari rumah kan. Karena saya rumahnya di Jogja, belajar secara online saja," terang Radit ditemui wartawan saat Vaksinasi Pelajar di SMA N 1 Teladan Yogyakarta, Minggu (22/8/2021).
Radit awalnya mencari vaksin di Surakarta. Namun pihak sekolah tak kunjung membuka pendaftaran. Sehingga dirinya mencari kuota pendaftaran lewat online di Jogja.
"Dua bulan saya selalu ikut pendaftara, tapi selalu habis, saya tidak pernah kebagian (pendaftaran penuh) padahal saya berharap ketika sekolah dibuka, saya tidak usah mencari vaksin lagi," kata dia.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 22 Agustus 2021
Gayung bersambut, laki-laki 3 bersaudara ini mendapat informasi adanya vaksin di SMAN 1 Teladan Yogyakarta dari adiknya. Tidak dibatasi hanya untuk pelajar Jogja saja, pelajar dari luar kota pun bisa mendaftar.
"Untungnya bisa semua orang mendaftar. Kebetulan adik juga sekolah di sini akhirnya saya ikut," terang dia.
Radit mengaku vaksin itu juga penting untuk rencana KBM tatap muka. Selain itu dengan vaksin sendiri mampu mengurangi efek ketika terpapar Covid-19.
"Ayah saya 2 bulan lalu terkonfirmasi Covid-19, lalu isolasi di selter dan tidak ada gejala apa-apa. Saya kira vaksin ini penting. Selain itu ada syarat juga di sekolah saya harus sudah vaksin," kata warga asli Kemantren Tegalrejo itu.
Harapan untuk kembali bersekolah tatap muka cukup besar. Menurut dia sekolah online awalnya menyenangkan, namun setelah dijalankan hingga saat ini dirinya mengaku bosan.
"Pelajaran yang diberikan kadang saya tak paham. Bertanya ke guru juga kadang masih belum saya pahami jika secara daring. Lebih baik saat berada di kelas," katanya.
Hal senada disampaikan Nurma Syahwa (17) pelajar kelas 11 SMAN 1 Teladan Yogyakarta ini mengatakan peluang menerima pelajaran secara tatap muka lebih mudah.
"Sekarang ketika daring dan internet tidak stabil, pasti ada bagian penjelasan guru yang terlewat. Belum lagi jika di rumah ada adik atau keadaan yang berisik, akan sulit menangkap pelajaran," keluh dia.
Adanya vaksin untuk pelajar ini dirinya berharap KBM secara luring, bisa kembali dimulai.
"Harapannya bisa bertemu langsung dengan guru saat pelajaran, termasuk juga bisa bertemu teman-teman sekelas lagi," kata dia.
Vaksinasi pelajar tersebut digelar oleh Keluarga Alumni Teladan Yogyakarta (KATY) di sekolah setempat. Dalam pelaksanaannya juga dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X dan juga Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.
Haryadi yang ikut meninjau pelaksanaan tersebut mengatakan jika vaksinasi pelajar di Jogja sudah semua tervaksin, kemungkinan besar akan mempertimbangkan pembukaan KBM di sekolah.
"Pelajar ini penting, karena setelah mereka sudah tervaksin, tentu ini indikasi awal kami berbicara soal kelanjutan KBM tatap muka," terang dia.
Sejauh ini, kata Haryadi Pemkot sudah melakukan vaksinasi pelajar di sekolah-sekolah. Namun karena keterbatasan stok, vaksinasi pelajar atau usia 17 tahun ke atas, ditunda.
Terpisah, Wakil Panitia Vaksinasi di SMAN 1 Teladan Yogyakarta, Agung Widianto menyebut bahwa kegiatan ini juga bekerjasama dengan Polri dan FK Kedokteran UGM. Sebanyak 1.000 vaksin disediakan bagi pendaftar.
"Pelajar yang utama untuk divaksin. Jadi ada sekitar 400 pelajar (SMAN 1 Teladan) belum dapat vaksin. Sisanya untuk warga dan masyarakat lain," terang Agung.
Agung mengatakan vaksinasi yang digunakan adalah jenis Sinovac. Penyelenggaraan dilakukan satu hari untuk dosis pertama, selanjutnya pada 19 September 2021 dilanjutkan untuk dosis kedua.