Proses pengolahan limbah sarung tangan lateks menjadi bahan bakar ini dilakukan dengan metode pirolisis.
Pirolisis sarung tangan lateks dilakukan pada suhu 350 derajat celsius selama 3 jam, sehingga nantinya didapatkan minyak hasil pirolisis.
“Selanjutnya minyak hasil pirolisis dilakukan pemurnian melalui proses Hydrocracking sehingga didapatkan bahan bakar diesel,” ungkapnya.
Untuk memastikan apakah bahan bakar yang dihasilkan tergolong ke dalam fraksi bahan bakar diesel, mereka melakukan identifikasi senyawa dengan metode Kromatografi Gas - Spektroskopi Gas serta melakukan uji fisikokimia terhadap bahan bakar yang dihasilkan.
Baca Juga:Tren Kasus Covid-19 Menurun, Limbah Infeksius di Posko BPBD DIY Berkurang Drastis
“Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan hasil uji pada bahan bakar diesel yang ada di pasaran,” terang Mandrea Nova.